Singkap Lenyapnya Dukuh Sodom di Dieng dalam Semalam: Terkena Azab Akibat Perilaku Menyimpang

Singkap Lenyapnya Dukuh Sodom di Dieng dalam Semalam: Terkena Azab Akibat Perilaku Menyimpang

dukuh sodom--

RADAR TEGAL - Jika berbicara tentang sejarah, pasti ada misteri di dalam yang menarik untuk di kulik. Salah satunya adalah Dukuh Sodom di Dieng.

Ceritanya Dukuh Sodom di Dieng ini lenyap hanya dalam waktu semalam. Hilangnya dukuh sodom ini menjadi sejarah yang kuat sekaligus kisah yang ironi.

Sebuah tugu yang berdiri kokoh menjulang menjadi saksi bisu sejarah terkuburnya ratusan warga yang disebut-sebut penghuni Dukuh Sodom di bawah tanah perbukitan Legetang.

Dukuh sodom merupakan sebutan untuk Dukuh Lagetang di Dieng. Sebutan 'Dukuh Sodom' karena perilaku warga dukuh tersebut kerap menyimpang bak kaum sodom.

Begitulah memori kolektif yang melekat di masyarakat tatkala menyebut Dukuh Legetang sebagai 'Dukuh Sodom'. Kisah ironinya berbuntut pada kepercayaan rakyat Dieng tentang adanya azab yang menimpa rakyat Legetang yang kerap menyimpang, bak kaum Sodom. 

Sebagai pengingat guna memperingati sejarah dukuh ini, pemerintah setempat mendirikan sebuah tugu yang hari ini masih bisa dilihat. Di tugu terdapat plat logam bertuliskan:

“Tugu peringatan atas tewasnja 332 orang penduduk Dukuh Legetang. Serta 19 orang tamu dari lain-lain desa. Sebagai akibat longsornja Gunung Pengamun-amun pada tg. 16/17-4-1955.”

BACA JUGA:Sejarah Gili Tugel, Kisah Menarik antara Adipati Martoloyo, Martopuro, dan Gendowor

 

Kisah Dukuh Sodom yang Lenyap dalam Semalam

Secara geografis, Dukuh Legetang sama halnya dengan dukuh di desa-desa lain di dataran tinggi Dieng, memiliki kondisi tanah yang subur. "Masyarakat menggantungkan kehidupan pada perkebunan," imbuhnya.

Kesuburan tanah di Dukuh Legetang ini konon melebihi kesuburan tanah-tanah lain di kawasan sekitarnya. Nahas, segala keindahan itu berubah tatkala pada 17 April 1955, bencana mengerikan menimpa mereka.

Malam itu, tatkala Dukuh Legetang diguyur hujan lebat, sekira pukul 23.00 WIB tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti benda besar jatuh. Suara ini terdengar sampai ke desa-desa sekitarnya.

Lantas, bunyi gemuruh itu menarik perhatian meski hujan lebat dan gelap. Sayangnya, tak ada warga yang berani mendekat untuk mengidentifikasi gemuruh yang menerpa Legetang. Ketika terang pagi menjelang, dukuh tersebut dilaporkan menghilang.

Dukuh malang itu hilang seketika, rata dengan tanah, tertimbun tanah longsor yang diduga berasal dari Gunung Pengamun-amun di dekatnya. Gunung itu rompal seakan hilang sebagian.

Sumber: