Nepal Ada di Indonesia? Desa Butuh Ini Disebut sebagai Nepal Van Java

Nepal Ada di Indonesia? Desa Butuh Ini Disebut sebagai Nepal Van Java

Desa Butuh--dailyasia.com

Apalagi dengan cat warna-warni untuk semua rumah di desa ini membuat pemandangan desa semakin menarik perhatian. 

Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Desa Butuh, musim kemarau lebih tepat untuk datang ke desa ini. Hal ini karena ketika sekitar jam 8-9, pemandangan di desa terlihat lebih indah. 

Selain itu, ketika akhir pekan, pengunjung desa ini semakin membludak. Bagi Anda yang tidak begitu suka keramaian, lebih baik untuk datang saat hari kerja saja.

Ada spot foto instagramable 

Spot foto dan drone di desa ini dikenai tiket masuk hanya sebesar 5.000 rupiah saja. Tempat terbaik untuk mengambil gambar atau video adalah di basecamp pendakian Gunung Sumbing. 

Di sana, Anda dapat menikmati pemandangan keseluruhan dari Kota Magelang yang mengagumkan. 

Jumlah penduduk di Desa Butuh ada sebanyak 3.000 jiwa. Pekerjaan mereka mayoritasnya adalah sebagai petani. 

Namun uniknya, meskipun bekerja sebagai petani, tidak ada dari mereka yang menanam padi. Padahal biasanya petani identik dengan tanaman padi. 

Beras untuk kehidupan sehari-hari mereka beli di Pasar Kaliangkrik. Tanaman yang ditanam oleh warga mulai dari kentang, wortel, kol, dan juga rempah-rempah. 

Ada juga berbagai jenis sayuran lainnya. Hasil pertanian itu mereka jual langsung ke pembeli sekaligus pengunjung desa tersebut. 

Bukan tidak suka, hanya belum terbiasa

BACA JUGA:Desa Sekapuk yang Awalnya Tertinggal Menjadi Berpendapatan Miliar

Pada awalnya, warga Desa Butuh merasa tidak suka dan tidak nyaman dengan banyaknya pengunjung yang mengunjungi desa ini. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai terbiasa. 

Pengunjung yang datang akan mereka sapa dengan ramah. Sebagai informasi tambahan, Anda mungkin akan merasa cepat lelah jika mengelilingi desa ini dengan berjalan kaki. 

Hal ini karena jalanan desa yang menanjak. Namun jangan khawatir, desa ini menyediakan jasa ojek sebesar 30.000 rupiah untuk satu kali mengelilingi desa. 

Sumber: youtube angelick vaulina