Termasuk Penganut Matrilineal, Begini Rupanya Asal Usul Suku Aneuk Jamee

Termasuk Penganut Matrilineal, Begini Rupanya Asal Usul Suku Aneuk Jamee

--egindo.co

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Suku pendatang rupanya masih tetap membawa adat aslinya meski telah berakulturasi dengan adat baru. Itulah suku Aneuk Jamee, imigran Minang yang merantau ke tanah Aceh. 

Suku Aneuk Jamee menunjukkan identitasnya sebagai suku perantauan dari namanya yang berarti 'anak tamu' dalam bahasa Aceh. Karena itu, tidak mengherankan jika bahasa dan budaya suku ini memiliki kemiripan dengan suku Minangkabau. 

BACA JUGA:Suku Terbesar di Indonesia Ini Penganut Matrilineal, Berikut 9 Fakta Menarik Suku Minangkabau

Meskipun sudah berakulturasi dengan suku Aceh yang menganut sistem patrilineal, rupanya suku Aneuk Jamee masih menerapkan sistem matrilineal sebagaimana suku Minangkabau. Bahkan, bahasa Jamee yang mereka pakai merupakan bahasa Minang dengan dialek Aceh. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu suku di Indonesia yang menganut sistem matrilineal dalam artikel sebelumnya. Melansir dari kanal youtube Azkya Entertainment, berikut informasi mengenai asal usul suku Aneuk Jamee

BACA JUGA:Wanita Punya Kuasa Tinggi, Ini 5 Suku di Indonesia Penganut Matrilineal

Sejarah migrasi suku Aneuk Jamee di Aceh

Hubungan perdagangan Minang dan Aceh

Perantauan orang Minang pertama kali dilakukan oleh para saudagar Minang sejak abad ke-16 yang lalu. Mereka pergi ke pesisir barat Aceh untuk berdagang dengan Kesultanan Aceh. 

Aceh membeli hasil alam dari Minang berupa emas, lada, kamfer, benzoin (kemenyan), cengkeh buah, kulit pala, kulit manis, dan lain-lain. Sementara itu, barang yang mereka jual ke Minang adalah tekstil dan barang-barang mewah.

Ulama dari Minang berguru ke Aceh

Selain saudagar, ternyata ada pula yang bermigrasi dengan tujuan memperdalam ilmu agama Islam ke Negeri Serambi Mekah tersebut. Hal ini karena pada saat itu penduduk di tanah Minang masih banyak yang beragama Hindu atau Budha.

BACA JUGA:5 Fakta Unik Suku Mentawai, Suku Tertua di Indonesia dengan Tatonya yang Khas

Seorang ulama bernama Syekh Burhanuddin Ulakan awalnya berguru kepada Syekh Abdullah Arif, salah seorang murid dari Syekh Ahmad Al Qusyasyi. Namun, setelah kematian Syekh Abdullah, ia pun pergi merantau ke Aceh untuk berguru kepada Syekh Abdurrauf Al Singkili di Aceh, yang juga merupakan murid dari Syekh Ahmad. 

Sumber: https://youtu.be/5yz9ywvmhkk