6 Fakta Passiliran, Ritual Pemakaman Bayi Suku Toraja di Dalam Pohon Besar

6 Fakta Passiliran, Ritual Pemakaman Bayi Suku Toraja di Dalam Pohon Besar

--phinemo.com

RADAR TEGAL - Suku Toraja hingga sekarang masih terkenal memiliki berbagai tradisi kematian yang unik, terutama tempat pemakaman jenazahnya. Salah satunya adalah ritual pemakaman bayi yang bernama Passiliran. 

Berbeda dengan tempat pemakaman Toraja yang lain di gua, sisi tebing, liang batu, hingga kuburan berbentuk rumah atau patane. Ritual pemakaman bayi tersebut justru menggunakan pohon besar sebagai medianya. 

BACA JUGA:Unik! Makam di Atas Awan Ini Bukan Berisi Orang, tapi Benda Pusaka

Pohon besar yang suku Toraja pakai dalam ritual pemakaman bayi tersebut bernama pohon tarra. Tradisi tersebut lantas menarik perhatian banyak orang hingga kini menjadi salah satu objek wisata di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal ritual Passiliran. Melansir dari kanal youtube Intisari Online, berikut informasi mengenai 6 fakta terkait ritual pemakaman bayi suku Toraja. 

BACA JUGA:Mengenang Leluhur, Tradisi Kematian Suku Toraja Ini Pakaikan Baju Baru untuk Mayat

6 Fakta ritual pemakaman bayi suku Toraja

1. Pemakaman menggunakan pohon besar

Pemakaman unik Toraja ini berlokasi di Desa Kambira, Kecamatan Sangalia, sekitar 20 km dari Rantepao, Ibukota Kabupaten Tana Toraja. Di desa tersebut, banyak pohon tarra tumbuh sebagai tempat memakamkan bayi.

Pohon tarra yang besar itu tak akan pernah kehabisan tempat menjadi kuburan baru untuk bayi. Hal tersebut membuat masyarakat Toraja tak perlu kesulitan untuk memakamkan bayi mereka.

Dalam satu pohon tarra, tidak hanya berisi satu kuburan bayi, tetapi bisa memuat lebih dari 10 bayi. Kotak-kotak serupa jendela dari ijuk pada pohon tersebut menandakan jumlah jasad bayi yang dikubur. 

2. Cara pemakaman bayi di pohon tarra

Masyarakat Toraja melubangi pohon tarra untuk menaruh jenazah bayi sebagaimana bentuk menyerupai rahim ibu. Mereka meletakkan bayi dengan posisi meringkuk tanpa membungkusnya dengan sehelai kain. 

Setelah itu, ijuk dari pohon enau akan menutupi lubang tersebut. Arah lubang biasanya menghadap ke rumah keluarga si bayi. 

Sumber: youtube intisari online