Tradisi Unik Suku Osing Banyuwangi, Ritual Sakral Kebo-keboan sebagai Wujud Rasa Syukur Atas Hasil Panen

Tradisi Unik Suku Osing Banyuwangi, Ritual Sakral Kebo-keboan sebagai  Wujud  Rasa Syukur Atas  Hasil Panen

Tradisi kebo-keboan Suku Osing Banyuwangi-Instagram.com-

 radartegal.disway.id-Suku Osing adalah penduduk asli daerah Banyuwangi juga keturunann rakyat Kerajaan Blambangan yang  sebagian besar menetap di Desa adat Kemiren. Di tengah modernisasi  suku  Osing  mempertahankan seni  budaya hingga  saat ini dan berikut ulasan singkat  tradisi  unik  suku  Osing Banyuwangi selengkapnya.

Tumpeng Sewu

Setiap bulan Dzulhijjah atau  bulan haji masyarkat  suku  Osing menggelar  tradisi tumpeng     sewu atau  makan besar.  Upacara ini diadakan semacam  tolak balak menjauhkan dari malapetaka kemudian bila tradisi  tempeng sewu tidak  laksanakan akan datang malapetaka

Menu makanan yang disajikan dalam  acara upacara Tumperng  Sewu  terdiri dari pecel pithik yakni ayam panggang. Selanjutnya diberi serutan kelapa dan bumbu khas  suku  Osing  rasanya nikmat     dan lezat cocok  sebagai hidangan saat  upacara berlangsung.

Barong Ider Bumi

Tradisi  unik  suku  Osing Banyuwangi yang lain adalah Barong Ider Bumi yang diselenggarakan pada setiap hari kedua syawal. Prosesi  ritual  tradisi  suku Osing memperingati hari raya  Idulfitri memang unik dan khas.

Masyarakat beramai-ramai memakai pakaian  khas kemudian membentuk kelompok barongan.Setelah rombongan sudah siap  segera mengelilingi desa dari ujung barat  sampai  ke ujung timur.

 Saat mengitari kawasan desa rombongan barongsai  kemudian membentuk arak-arakan barong seperti layakya karnaval. Tradisi Barong Ider Bumi makin semarak dan meriah lantaran di tengah-tengah pelaksanaan  karnaval masyarakat lainnya melempari peserta dengan uang logam.

Ritual pelemparan uang logam ke peserta karnaval bertujuan menolak balak datang ke wilayah ini. Konon kabarnya, daerah pernah dilanda  musim berkepanjangan kemudian  suku Osingmengadakan   ritual   agar kemarau  pergi  dan sawah menjadi subur.

Kebo-keboan

Masyarakat Banyuwangi mayortas petani memiliki ritual sakral sebagai ungkapan wujud syukur hasil panen.  Di samping itu, sarana bersih desa terhindar    dari marabahaya yang biasanya digelar di Desa   Aliyan  di Kecamatan Rojojampi.

BACA JUGA:Desa Tertinggi Di Pulau Jawa Desa Ngadas Malang Jawa Timur, Mayoritas Suku Tengger dan 3 Agama Hidup Rukun

Sementara  Desa Alasmalang berloksasi Kecamatan Singojuruh lebih sebagai daya tarik wisata setiap tanggal  10 Suro, sedangkan Desa Aliyan relatif kental aturan adat. Walaupun    demikian kedua ritual kedua desa sama-sama menggunkan kerbau jadi-jadian sarana upacara

Tradisi Mepe  Kasur

Ketika datang bulan Dzulhijjah masyarakat Osing memiliki kebiasaan menjemur  kasur atau Mepe kasur secara bersama-sama. Tradisi  ini bukan sekedar  mepe kasur karena  basah  biar cepat kering dan tidak banyak debu.

Melainkan karena ada tujuan tertentu  termasuk ritual selamatan desa  sedang  berlangsung. Jika  dillihat sekilas tidak ada yang istimewa dari kebiasaan mepe  kasur, tetapi jangan salah justru dari  menjemur kasur di bulan Dzulhijjah bersama-sama  mendatangkan keberkahan.

Masyarakat Osing percaya  tradisi mepe  kasur bisa  menjaga kerukunan dan kekeluargaan.  Hal unik  dari  tradisi ini kesamaan warna kasur berwarna merah dan hitam yang melambangkan kelanggengan  keluarga.

Mainkan Angklung Paglak

Tradisi  unik  suku  Osing Banyuwangi  yang khas adalah angklung  Paglak yang dimainkan saat masa panen tiba. Angklung  Paglak  dalam tradisi suku Osing  bukan sekedar hiburan saja  bahkan  kemudian dijadikan isyarat agar  warga ikut  membantu memanen

Tradisi Bersih Desa

Masih ada lagi tradisi unik  suku Osing yang kemudian menjadi ciri  khas  yakni tradisi  bersih desa. Ritual bersih  desa    dengan menggelar           pawai barong yang telah berlangsung turun temurun sampai  sekarang.

Pawai barong yang populer dengan ritual Seblang hanya digelar  di Desa Bakungan dan Olehsari di Banyuwangi. Di Desa Olehsari ritual  Seblang  diadakan satu  minggu  setelah lebaran Haji, sedangkan Bakungan satu minggu  idul    fitri

Rangkaian ritual Seblang  dimulai   dari ziarah makam,  ider bumi, tari    seblang  dan kirab. Demikian tadi tradisi unik  suku Osing yang beragam  kebo-keboan, Barong Ider Bumi hingga ritual Seblak yang kinii tetap lestari*

Sumber: