Soal SD Negeri di Purwokerto Tarik Kenang-kenangan Laptop, DPRD: Jangan Bermain Api

Soal SD Negeri di Purwokerto Tarik Kenang-kenangan Laptop, DPRD: Jangan Bermain Api

--

PURWOKERTO, radartegal.disway.id - Heboh dan viralnya SD Negeri di Purwokerto tarik kenang-kenangan laptop mulai membuat sejumlah kalangan angkat bicara.

Apalagi sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sudah tak mentoleransi hal-hal seperti itu. Ganjar pun menjatuhkan sanksi kepada salah seorang kepala SMK di Rembang, akibat adanya dugaan pungli.

Meski tanggung jawan pengelolaan pendidikan dasar SD dan SMP ada ditangan pemerintah kabupaten dan kota, tetapi tindakan tegas gubernur layak dipedomani. Sudah saatnya pendidikan bebas dari segala macam tarikan. 

Menanggapi viral dan hebohnya SD Negeri di Purwokerto menarik uang kenang-kenangan, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banyumas, Mustofa mengungkapkan hal tersebut sudah keliru.

Menurut Mustofa, kesepakatan yang dilakukan di Banyumas adalah tidak menarik biaya apapun itu. "Tidak perlu adanya tarikan apapun jenisnya. Maka jangan bermain-main untuk teman-teman guru dan kepala sekolah." 

Guru dan kepala sekolah harus beri contoh baik

Mustofa menambahkan mestinya guru harus ekstra hati-hati, dan memberikan contoh yang baik. "Tunjukan bahwa guru dan juga kepala sekolah untuk jangan bermain api," tambahnya sebagaimana yang dilansir dari radarbanyumas.disway.id.

BACA JUGA:SD Negeri di Purwokerto Tarik Kenangan-kenangan Laptop, Orang Tua Murid Keberatan Kasek Bilang Begini

Ketua Komisi IV itu mengungkapkan hal itu terlepas iuran atau tarikan kenang-kenangan tersebut dipergunakan untuk apa. "Apapun itu, apa lagi untuk membeli laptop." 

Ditambahkan pula, hingga kini belum ada informasi kepada pihaknya terkait dengan kasus ini. Tetapi, kasus ini sudah kadung menyebar luas, dan pihaknya akan melacak kebenaran mengenai kasus penarikan kenang-kenangan tersebut.

Kabar adanya dugaan penarikan uang kenang-kenangan perpisahan kepada para siswa kelas 6 oleh sekolah untuk membeli laptop sebelumnya beredar luas. Dugaan itu mengulangi kejadian serupa tahun lalu, yang informasinya untuk membeli kipas angin. 

Sebelumnya di beritakan SD Negeri di Bantarwuni Kecamatan Kembaran Purwokerto tarik kenang-kenangan laptop kepada orang tua murid. Sekolah memberi budget Rp5 juta untuk harga laptop.

Adanya tarikan itu pun membuat orang tua murid keberatan. "Yang menjadi persoalan adalah pihak guru kelas 6 meminta laptop untuk kenang-kenangan, lulusan kelas 6 tahun ajaran ini."

"Dari sekolah menyampaikan, tahun kemarin kenang-kenangannya kipas angin, kalau tahun ini untuk kebutuhan adik-adik kelas minta laptop. Di situ dibudgetkan Rp5 juta harga laptop," ungkap BA (39), salah seorang orang tua murid yang keberatan dengan kebijakan sekolah tersebut.

Sumber: