6 Bulan KKB Papua Sudah Bantai 25 Orang, 18 Warga Sipil Tewas dan 7 TNI-Polri Gugur

6 Bulan KKB Papua Sudah Bantai 25 Orang, 18 Warga Sipil Tewas dan 7 TNI-Polri Gugur

--

JAYAPURA - Hingga enam bulan pertengahan tahun ini, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sudah membunuh 25 orang. Rinciannya, 18 korban adalah warga sipil dan 7 lainnya merupakan aparat TNI-Polri.

Sedabgkan korban luka-luka ada 17 orang, yakni 14 anggota TNI-Polri dan 3 orang warga sipil. Sementara itu, dari pihak KKB Papua tercatat 3 orang tewas, saat terlibat kontak senjata dengan TNI-Polri.

Fakta-fakta itu disampaikan Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri saat laporan refleksi semester pertama tahun 2022 Polda Papua. Menurutnya, KKB Papua telah melancarkan 44 aksi teror selama Januari-Juni 2022.

"Aksi teror KKB Papua dalam enam bulan terakhir 11 kali lebih banyak dari periode yang sama pada tahun 2021," kata Fakhiri.

Sebelumnya, Direktur Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan oknum ASN Wamena berinisial AN menjadi penghubung KKB Papua. AN ketahuan menjadi pemasok senjata dan amunisi untuk KKB Papua.

AN ditangkap saat hendak memasok senjata rakitan dan 615 butir amunisi. Kombes Faizal juga menyampaikan analisa terbarunya mengenai keberadaan beserta aksi teror KKB Papua. 

"Menurut polisi, KKB Papua bekerja sama dengan oknum ASN Wamena," ujar Faizal.

Selain menjadi pemasok senjata dan amunisi untuk KKB Papua, ASN Wamena berinisial AN diduga terlibat pembunuhan Bripda Diego Fernando Rumaropen. Anggota Brimob Yon D Wamena itu dibunuh oleh anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, Sabtu (18/6).

Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, AN berperan sebagai penghubung KKB Papua. Menurut Kombes Faizal, AN ketahuan menjadi pemasok senjata rakitan dan 615 butir amunisi untuk KKB Papua.

Persenjataan itu bakal digunakan KKB Papua untuk menebar teror di wilayah Kabupaten Nduga. "AN saat ini di Wamena. Rencananya amunisi mau dibawa ke kelompok Nduga." 

"Kita yakin sekali dia akan dibawa ke Nduga. Tapi, kemungkinan akan bertemu dengan jaringan yang lain di Wamena. Kemudian baru dibawa ke Nduga," pungkasnya. (zul/rtc)

Sumber: