Gara-gara Surat PCR-nya Tertinggal di Kos, Pemuda Ini Batal Naik Sriwijaya Air yang Jatuh dan Lolos dari Maut
Jodoh, rezeki dan maut memang sudah menjadi misteri ilahi.
Seorang pemuda Jombang yang berencana ke Pontianak lolos dari maut gara-gara surat tes Polymerase Chain Reaction (PCR)-nya yang menjadi syarat naik pesawat, tertinggal di rumah kos yang dia tinggali di Jakarta.
Kisah Adi (27) ini diceritakan kakak iparnya Sri Wahyuni (37) dalam sebuah grup WhatsApp (WA).
Awalnya, Sri mengaku sangat cemas karena adiknya tidak bisa dihubungi. Kekhawatirannya beralasan karena Adi, sang adik ipar berencana ke Pontianak dengan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1).
"Semalam ya cuma ngasih kabar aja, kalau besok ke Pontianak katanya. ada kerjaan di sana 3 hari. Udah gitu aja. Ngabarin naik pesawat Sriwijaya jam 1-an. Emang kebiasaan dari dulu sih HP pasti di-silent atau digetarin aja. Karena dia sibuk, takut ganggu aja. Ntar kalau dia sudah ga sibuk baru bales, telpon gitu biasanya," tulisnya saat dikonfirmasi radartegal.com, Minggu (10/1).
Namun, Sri akhirnya bisa bernapas lega setelah tahu Adi mengabarkan dirinya batal naik pesawat nahas tersebut dan memilih naik Lion.
"Yo syukur alhamdulillah, pantesan di hpnya ada banyak panggilan dari aku, panggilan dari Babe (suaminya). Aku ya marah aja, ga tau kita di sini kwatir, parno ga karuan," tambahnya.
Diketahui, pesawat Boeing 737-500 yang dipiloti oleh Kapten Afwan dilaporkan hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB.
Pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki untuk menuju ketinggian 13.000 kaki.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. (ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: