Kisah Dibalik Kesuksesan Penulis Tegal Peraih Nominasi IBF Award 2025

Kisah Dibalik Kesuksesan Penulis Tegal Peraih Nominasi IBF Award 2025

NOVEL - Penulis Tegal peraih nominasi IBF Award 2025 menunjukkan buku novel bertajuk Ujung Selalu Indah karyanya.-K. Anam Syahmadani-Radar Tegal Grup

Karena penyakitnya ini, Joko sempat berpikir tentang ajal, dan seperti diakuinya, dirinya tak ingin meninggal dengan ‘cara yang tidak keren’. 

Dalam benaknya, harus ada sesuatu yang berarti untuk ditinggalkan. Dan menerbitkan buku adalah jawabannya. 

“Saya mulai menulis pelan-pelan dari kasur,” imbuh Joko. 

Doa yang Terkabul

Selain melahirkan karya, Joko saat itu juga ingin memiliki keturunan untuk melanjutkan perjuangan dan mewujudkan cita-citanya. 

Di sepertiga malam dan waktu Subuh dia selalu berdoa kepada Allah agar dikirim sosok seperti Nabi Muhammad, Umar Bin Khatab, dan Nabi Yusuf. 

Doa Joko didengar dan dikabulkan. Setelah satu bulan, istrinya hamil. 

Ketakutan akan kematian terus menghantui Joko. Terlintas pertanyaan bagaimana nasib istri dan anaknya kelak jika dia tidak ada. 

“Ada ketakutan luar biasa saat itu. Saya hanya bisa berdoa ingin menyelesaikan buku yang sedang ditulis, untuk istri dan anak saya,” tutur Joko. 

Joko berpikir dengan buku yang ditulisnya, setidaknya dapat dijual dan hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup istri dan anaknya kelak.

Hidup dengan mengandalkan karya pena ternyata belum cukup membuat perekonomian Joko kunjung membaik. 

Beruntung, sang istri sangat mendukungnya untuk menyelesaikan buku yang ditulis, termasuk mengizinkan menjual cincin kawin untuk membeli Tafsir Al Mishbah. 

“Saya membutuhkan referensi agar buku yang ditulis tidak asal-asalan. Saya ingin membawa ruh Alquran ke dalam buku-buku saya,” ungkap Joko.

Lagi-lagi doanya didengar Allah dan semakin menguatkan Joko. Dua buku anak yang ditulis Joko, Perahu Baca Anisa dan Uru Ingin Punya Teman, diumumkan masuk 350 Naskah Terpilih Gerakan Literasi Nasional 2024. 

Hadiah yang diterima saat itu cukup untuk melunasi utang yang telah menumpuk, dan tetap bisa membantu orang miskin sebagaimana rutin dilakukannya saat masih bekerja di yayasan sosial di Jakarta.

Perlahan perekonomian Joko berangsur pulih. Tepat saat lahirnya Muhammad Umar Yusuf, dia menyelesaikan buku yang ditulisnya: Menyerah Bukan Jawaban. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait