Bukan Sekedar Tradisi, Sedekah Waduk Cacaban Tegal Jadi Motor Penggerak Pembangunan Lokal
Larung Kepala Kerbau sebagai puncak acara Sedekah Waduk Cacaban-radar tegal-Poto : doc. Prokompin Kab. Tegal
KEDUNGBANTENG, radartegal.com – Sedekah Waduk Cacaban Kabupaten Tegal, awalnya merupakan wujud ekspresi budaya masyarakat sekitar waduk yang digelar secara gotong royong oleh kelompok sadar wisata, pelaku UMKM, paguyuban lokal, hingga komunitas masyarakat.
Tradisi yang kemudian berkembang menjadi atraksi wisata untuk mengundang wisatawan. Perpaduan antara pelestarian nilai-nilai budaya serta kearifan lokal dengan kepentingan sektor industri pariwisata telah menjadikannya menarik dan memperkuat identitas kultural daerah.
Wakil Bupati Tegal Akhmad Kholid dalam sambutannya pada acara Sedekah Waduk Cacaban, pada Kamis, 24 Juli 2025 lalu, mengatakan bahwa perpaduan keduanya dinilai mampu menjadi motor penggerak pembangunan yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi. Namun juga memastikan pelestarian dan pengembangan kebudayaan sebagai warisan bangsa.
Menurutnya, kekayaan tradisi dan budaya ini tidak cukup hanya dirawat, tetapi perlu disinergikan dengan sektor pariwisata sebagai kendaraan untuk memajukan kebudayaan tersebut tanpa mengurangi harkat dan martabatnya.
BACA JUGA: Waduk Cacaban di Tegal Simpan Mitos dan Misteri Tentang Penunggu Gaib dan Ritual Rahasia
BACA JUGA: 3 Kecamatan di Pantura Tegal Langganan Banjir, DPRD Desak Normalisasi Waduk Cacaban
“Tradisi seperti ini tidak hanya kita jaga dan kita lestarikan saja, tetapi bagaimana ini bisa diolah menjadi sesuatu yang memajukan perekonomian lokal lewat pariwisata. Sebab Waduk Cacaban dengan pesona alamnya punya potensi besar jadi destinasi wisata unggulan,” ujar Kholid.
Pariwisata sendiri sudah sejak lama menjadi sektor prioritas di Kabupaten Tegal dengan segmen utama wisatawan nusantara (wisnu). Dengan kelas ekonominya, mereka memiliki dampak penting bagi UMKM dan menggerakkan ekonomi lokal.
Hingga pertengahan tahun ini, tercatat jumlah kunjungan wisatawan ke Waduk Cacaban mencapai 21.177 orang.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni menuturkan awalnya Sedekah Waduk Cacaban ini merupakan wujud ekspresi budaya masyarakat sekitar waduk yang digelar secara gotong royong oleh kelompok sadar wisata, pelaku UMKM, paguyuban lokal, hingga komunitas masyarakat.
BACA JUGA: Selamatkan Lahan Kritis Waduk Cacaban, DLH Kabupaten Tegal Resmikan Taman Kehati
BACA JUGA: Mitos Waduk Cacaban, Ritual Mistis hingga Kepala Sapi sebagai Tumbal
Seiring berjalannya waktu, acara tradisi tahunan ini bukan hanya milik warga sekitar, tetapi sudah menjadi identitas budaya daerah yang mewarnai industri pariwisata Kabupaten Tegal. Tradisi ini mempertemukan nilai spiritual, budaya, dan potensi ekonomi dalam satu harmoni yang indah di tengah alam Waduk Cacaban.
Hal ini sesuai dengan tema acara, yakni gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja yang menggambarkan harapan masyarakat bisa hidup makmur dan sejahtera di tengah alam lingkungan yang damai dan lestari.
Adapun rangkaian acara tradisi ini diisi dengan kegiatan istighosah dan doa bersama, karnaval budaya, kirab gunungan, hingga prosesi larung kepala kerbau ke tengah waduk sebagai simbol penghormatan kepada alam dan bentuk sedekah bagi makhluk hidup lain yang tinggal di dalam waduk.
“Tradisi ini sarat makna dan filosofi tentang kebersamaan, pelestarian alam, serta penghargaan terhadap sesama makhluk Tuhan,” pungkasnya.
BACA JUGA: Mendunia, OW Waduk Cacaban Tegal Jadi Lokasi Ajang Seni Tato Internasional
BACA JUGA: Pesona dan Sejarah Waduk Cacaban Tegal Pikat Dua Mahasiswa Internasional Asal Gambia, Afrika Barat
Sementara itu, Sholekha, wisatawan lokal asal Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah mengaku senang bisa menyaksikan rangkaian prosesi pelarungan kepala kerbau yang menjadi puncak tradisi Sedekah Waduk Cacaban Tegal.
"Saya bareng keluarga sudah menunggu acara sedekah waduk ini sejak pagi. Dan ini bakal menjadi pengalaman pertama kami yang mengesankan. Terutama pas larung kepala kerbaunya," ucap dia senang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


