Berdasarkan pantauan di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Flores Timur, NTT, Jumat siang sekitar pukul 14.30 Wita, hujan abu mulai turun di wilayah sekitar desa yang berjarak sekitar tujuh km tersebut.
Hujan abu ini diawali dengan dentuman beberapa kali dari dalam Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi sekitar 15-20 menit sebelumnya.
BACA JUGA: Kebakaran di Lereng Gunung Telomoyo Padam, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa
BACA JUGA: 6 Mitos Gunung Slamet yang Mengerikan, dari Keberadaan Manusia Kerdil hingga Gerbang Kerajaan Gaib
Dentuman tersebut menimbulkan erupsi, yang juga menimbulkan kolom asap yang menjulang tinggi ke atas, serta guguran awan panas ke arah barat.
Suasana di sekitar lokasi terpantau gelap, dengan awan hitam, disertai gemuruh petir, dan sesekali terdapat kilat yang menyambar. Hingga kini, otoritas terkait tengah memproses informasi lanjutan terkait hal ini.
Membahayakan Aktivitas Penerbangan
Sebaran awan panas erupsi Gunung Lewotobi dinilai masih membahayakan bagi keselamatan aktivitas penerbangan udara sehingga sejumlah bandara di Nusa Tenggara Timur belum direkomendasikan untuk beroperasi.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid saat ditemui di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa tercatat sejak pukul 01.25 Wita dini hari tadi sampai dengan siang ini setidaknya ada sebanyak empat kali erupsi susulan dengan durasi 1.770 detik.
BACA JUGA: Mitos Bulan Biru yang Dipercaya oleh Masyarakat Jawa, Konon Sebagai Pertanda Gunung Meletus
BACA JUGA: Ramalkan Kecelakaan Sriwijaya Air hingga Gunung Meletus, Madhiro Eiji: Bukan Bermaksud Menakuti
Laporan yang diterima dari tim vulkanologi Badan Geologi di Flores Timur mendapati tinggi kolom abu berkisar satu kilometer sampai lebih dari lima kilometer ke udara dari bagian puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Kemudian sebaran abunya yang tebal itu mengarah ke utara sampai barat laut. Dan itu menimbulkan penutupan lagi bandara dari Maumere, Ende, Kupang dan sebagainya,” kata dia.
Tim ahli vulkanologi Badan Geologi mengindikasikan penerbangan udara di NTT dan sekitarnya akan istirahat cukup lama jika melihat karakteristik aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang saat ini sudah di luar dari standar normalnya (overscale).
Wafid menjelaskan bahwa hal tersebut salah satunya dilihat dari adanya perubahan strombolian ke arah eksplosif mulai dari Januari- Oktober kemudian aktivitas tremor kegempaannya masih berlangsung secara terus menerus sampai dengan hari ini.
BACA JUGA: Gunung Lewotobi Laki-laki Naik ke Level Awas, PVMGB: Aktivitas Meningkat Signifikan
BACA JUGA: 4 Mitos Gunung Gede Pangrango yang Masih Dipercaya Warga, Pendaki Jangan Gegabah