Dijelaskan, konsep kepemimpinan ideal dari makna falsafah Banteng Loreng Binoncengan dalam penelitian ini akan dieksplisitkan melalui sudut pandang teori Person Centered yakni sebuah teori yang memandang seseorang yang memahami kehidupannya dengan baik sebagai fully functioning person.
“Penelitian dilakukan selama empat bulan,” kata Ketua Tim Banteng Loreng Nailah Rizqia Azhar.
BACA JUGA: Mahasiswa Keluhkan UKT Mahal, Ini Jawaban Kemendikbudristek dan Fakta Menariknya
BACA JUGA: Laptop Acer Aspire 5 Slim, Pilihan Komputer Jinjing yang Tepat untuk Mahasiswa 2024
Pada tahap awal penelitian, Tim Banteng Loreng melakukan pencarian literatur dan pengumpulan data. Literatur yang digunakan antara lain buku Tegal dari Masa ke Masa (1959) karya Suputro dan buku Semangat Orang-Orang Tegal (2003) karya Prof Dr Abu Suud. Kemudian buku Insya Allah (2008) yang berisi sekumpulan tulisan Agus Riyanto, mantan bupati Tegal.
Adapun narasumber yang berhasil diwawancarai Tim Banteng Loreng antara lain Komandan Kodim (Dandim) 0712/Tegal Letkol Infanteri Suratman, budayawan Yono Daryono dan Teguh Puji Harsono. Kemudian, pegiat dan peneliti sejarah Akhmad Zubaedi, Ari, dan Hendri. Lalu penulis Suriali Andi Kustomo hingga jurnalis pengulas K. Anam Syahmadani dari Radar Tegal dan Malik Ibnu Zaman.
Nailah mengatakan, penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk sumber rujukan pengembangan ilmu bimbingan dan konseling dalam kajian isu integritas kepemimpinan pada masyarakat yang telah memiliki local indigenous atau kearifan lokal, seperti falsafah yang dipegang teguh, serta menjadi sumber rujukan untuk menganalisis gaya kepemimpinan yang berintegritas.
Di samping itu, lanjut Nailah, hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik terkait. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan edukasi bagi generasi muda, khususnya di Tegal dan secara umum di Indonesia, untuk memilih pemimpin yang berintegritas.
“Selain itu, riset ini juga dapat menjadi bahan melestarikan wawasan local indigenous pada anak-anak dan generasi muda Tegal,” ungkap Nailah.