Tuk Bima Lukar, Mata Air Purba Sungai Serayu yang Bikin Bima dan Sunan Kalijaga Terkejut Lihat Wajah Cantik

Tuk Bima Lukar, Mata Air Purba Sungai Serayu yang Bikin Bima dan Sunan Kalijaga Terkejut Lihat Wajah Cantik

Tuk Bima Lukar sebagai sumber mata air Sungai Serayu di eks Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, ternyata termasuk mata air purba yang sudah ada sejak abad ke-8.-foto: kebudayaan kemendikbud-

RADAR TEGAL - Tuk Bima Lukar di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, sudah ada sejak abad ke-8 Masehi. Tuk yang merupakan sumber mata air Sungai Serayu itu, termasuk salah satu mata air purba di Tanah Air.

Tuk ini juga merupakan situs bersejarah yang penuh misteri. Pembangunan situs bersejarah itu dilakukan pada masa Kerajaan Mataram Kuno sebagai pertirtaan dan kegiatan peribadatan umat Hindu.

Meski begitu tidak diketahui secara pasti pada masa pemerintahan siapa, Tuk Bima Lukar dibangun. Literasi sejarah hanya menyebutkan bahwa pembangunan petirtaan ini ,ulai dibangun pada abad ke-8.    

Bangunan sitrus tuk bersejarah tersebut memiliki gaya arsitektur yang berbeda dari pertirtaan pada umumya.  Antara lain terdiri dari 3 bagian yang eksotif penuh mistis, dengan bagian paling atas disebut area suci tempat meletakan sesaji.

BACA JUGA:Mitos Sungai Serayu di Banyumas, Saat Bima dan Sunan Kalijaga Sama-sama Lihat Wajah Perempuan Cantik

Sementara pada bagian di bawah Tuk Bima Lukar merupakan tempat penampungan air berbentuk kolam, yang ukurannya  tidak terlalu luas. Sedangkan bagian ketiga adalah area paling bawah sebagai pancuran berjumlah dua buah, yang biasa digunakan bersuci atau kepentingan ibadah umat  Hindu.

Lokasi pembersihan diri

Situs bersejarah peninggalan Mataram Kuno yang dikenal mistis itu, bisa jadi karena dahulu digunakan sebagai tempat membersihkan diri. Yaitu mandii sebelum pemujaan ke tempat suci  di komplek Candi Dieng, sehingga memunculkan berbagai mitos yang masih dipercaya masyarakat sekitar sampai sekarang.

Tuk Bima Lukar kini merupakan salah satu destinasi wisata di Dieng, Wonosobo, dengan konsep wisata yang penuh cerita sejarah dan mitos. Di Dataran Tinggi Dieng sendiri, ada beberapa sumber mata air yang disakralkan.

Untuk menemukan sumber mata air purba tersebut tidak terlalu sulit. Jika kita datang dari arah Wonosobo, mata air ini terdapat di sisi sebelah kanan gapura selamat datang di Dieng, dengan bangunan tinggi megah yang sangat mencolok.

BACA JUGA:Mitos Sungai Serayu dan Kagetnya Sunan Kalijaga Saat Melihat Kepala Wanita Cantik di Tengah Sungai

Tuk Bima Lukar merupakan salah satu mata air yang menjadi sumber aliran Sungai Serayu. Keberadaan mata air ini dikaitkan dengan sosok Bima, salah satu anggota Pandawa Lima dan juga Sunan Kalijaga yang dipercaya ikut menamainya menjadi Sungai Serayu.

Mitos tentang Penamaannya

Dari berbagai cerita yang berkembang di sekitar warga dan masyarakat setempat, Serayu berasal dari dua kata bahasa Jawa. Yakni sira (Anda) atau sirah (kepala) dan ayu (cantik).

Sehingga nama Serayu memiliki makna ‘Anda yang berparas cantik’ atau ‘kepala dengan wajah yang cantik’. Konon cerita yang melatarbelakangi penamaan sungai yang berhulu di Tuk Bima Lukar itu ada dua versi.

Yang pertama adalah kisah Bima yang berhasil meangalahkan raksasa yang tengah mengamuk di Desa Eacara, Bakasura. Bima berhasil mengalahkannya dengan menggunakan, gada rujakpala.

BACA JUGA:Legenda Sungai Serayu yang Membelah 5 Kabupaten di Banyumas, Terbuat dari Air Pipis Bima Alias Werkudoro

Usai berhasil mengalahkan Bakasura, di aliran Sungai Serayu yang konon terbuat dari air kencingnya terdengar suara gemericik air. Ternyata Bima melihat, Dewi Drupadi sedang mencuci baju.

Bima alias Werkudara langsung terpesona dan mengucap “Sira ayu” atau yang berarti “Kamu cantik.” Dewi Drupadi yang tengah berada di aliran Tuk Bima Lukar kaget dan terkejut, langsung bermaksud pergi.

Tetapi karena gugup, Dewi Drupadi malah terjatuh ke aliran sungai. Konon Bima terlambat menyelamatkan Dewi Drupadi, sehingga dia pun tidak bisa terselamatkan jiwanya.

Yang kedua adalah kisah Sunan Kalijaga saat menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Saat melakukan perjalanan, Sang Sunan menjumpai tepian sungai yang lebar dan dalam.

BACA JUGA:Terbentukya Aliran Sungai Serayu Antara Bekas Pipis Bima dengan Perjalanan Spiritual Sunan Kalijaga yang Sakti

Sunan Kalijaga atau Sunan Undik tiba-tiba menyaksikan kepala perempuan berwajah cantik di tengah permukaan sungai yang bermata air dari Tuk Bima Lukar tersebut. Sunan Kalijaga kemudian menamakan sungai itu sebagai Sungai Serayu. (*)

Sumber: