Pertempuran melawan DI/TII
GBN ini dibentuk untuk mencegah penyebaran Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah (bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah) di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
BACA JUGA: Sejarah Julukan Haven Zucker Kota Tegal yang Menjadi Permulaan Pelabuhan Tegal
BACA JUGA: Sejarah Monumen Yos Sudarso di Tegal, Mengenang Gugurnya Pahlawan Dalam Pertempuran Laut Aru
Gerakan DI/TII dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Nasional pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950.
Untuk mengenangnya, di Procot Slawi dibangun monumen GBN dan di Kecamatan Lebaksiu dibangun juga patung GBN. Menurut cerita warga sekitar, penumpasan Gerakan DI/TII di Tegal juga melewati Bukit Sitanjung di Lebaksiu.
Sebagai bentuk warisan sejarah di Lebaksiu
Pelestarian Patung GBN Lebaksiu sangat penting dilakukan untuk menjaga warisan sejarah dan budaya Indonesia. Patung ini merupakan salah satu simbol dari perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Pemerintah setempat harus terus memperhatikan kondisi patung ini dan melakukan perawatan secara rutin. Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan keindahan patung ini.
BACA JUGA: Sejarah Monumen GBN di Slawi, Jejak Penumpasan Gerakan DI/TIII di Tegal dan Sekitarnya
BACA JUGA: Sejarah Gedung Birao di Tegal, Gedung yang Dijuluki Lawang Satus Menyimpan Banyak Cerita
Penutup
Sejarah patung GBN Lebaksiu di Tegal menyisakan cerita heroik bagi pahlawan yang berjuang melawan penjajahan sekaligus penumpasan DI/TII di Jawa Tengah. Maka dibuatkanlah patung ini sebagai wujud terima kasih atas jasa pahlawan yang telah berjuang sampai mati demi kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat.