RADAR TEGAL - Sebanyak 388 warga di Kabupaten Brebes suspek Frambusia atau patek. Jumlah tersebut ditemukan 21 puskesmas.
Ratusan warga yang suspek frambusia itu merupakan hasil pemetaan dari 38 puskesmas sepanjang Januari hingga September 2023.
Meski hanya suspek frambusia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Brebes memastikan di Brebes sudah tidak ditemukan penyakit Frambusia karena pemeriksaan lab menunjukkan hasil negatif. Bahkan, seluruh pasien suspek Frambusia sudah menjalani pendampingan pengobatan sampai sembuh.
"Eradikasi Frambusia, sangat penting karena penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sehingga, perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan secara terus-menerus secara efektif dan efesien mulai dari Puskesmas," ungkap Kepala Dinkes Brebes Ineke Tri Sulistyowati, belum lama ini.
BACA JUGA:Brebes Optimis Bebas Frambusia! Dinkes Gencarkan Kampanye Pembasmian Penyakit Patek
Ineke menyebutkan, penyakit frambusia atau dalam beberapa bahasa daerah disebut yaws, patek, puru, buba, pian, parangi ambalo. Menjadi sebuah penyakit menular, yang disebabkan bakteri Treponema Pertenue yang hidup di daerah tropis.
Penularannya, kata dia, bisa melakui lalat atau kontak langsung dari cairan luka penderita ke orang yang mempunyai kulit yang luka.
"Unumnya terlihat sebagai lesi pada kulit serta dapat menyebabkan cacat pada tulang," imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Adhi Pujo Astowo menambahkan, sebagau upaya dalam pencegahan frambusia pihaknya telah melakukan berbagai langkah upaya. Salah satunya, melakukan pengamatan yang sistematis dan berkelanjutan terhadap data dan informasi tentang kejadian Frambusia.
BACA JUGA:Tidak Ditemukan Kasus, Kota Tegal Terima Anugerah Setifikat Bebas Frambusia
"Rencananya, dalam tiga hari mendatang, tim surveyor akan meninjau sampling puskesmas yang terdapat suspek. Tujuannya, memastikan teknis penanganan dan pengobatan serta kroscek hasil lab yang nihil Frambusia," tandasnya. (*)