RADAR TEGAL – Misteri Segitiga Masalembo merupakan salah satu misteri alam yang menghebohkan.
Segitiga Masalembo terletak di sekitar kepulauan Masalembo, antara Pulau Bawean di Jawa Timur, Kota Majene di Sulawesi Barat, dan Pulau Tengah di Nusa Tenggara Barat. Misteri Segitiga Masalembo ini telah menjadi sorotan karena banyak laporan tentang hilangnya kapal, pesawat, dan aktivitas aneh lainnya di daerah ini. Misteri Segitiga Masalembo bukan hanya menarik bagi para pecinta ilmu pengetahuan dan gejala alam, tetapi juga bagi para pecinta misteri dan kisah mistis. Berikut adalah informasi mengenai misteri Segitiga Masalembo yang dilansir dari kanal YouTube Sakral Channel oleh Radar Tegal. BACA JUGA:Menguak Misteri Perairan Masalembo, Segitiga Bermuda Versi Indonesia Misteri Segitiga Masalembo Tak hanya di luar negeri, Indonesia juga memiliki wilayah serupa Segitiga Bermuda yang dikenal sebagai Segitiga Masalembo. Perairan Masalembo ini dipercaya sebagai tempat Kerajaan Jin terbesar di Indonesia. Seperti Segitiga Bermuda umumnya, Segitiga Masalembo juga telah dikenal karena tragedi yang menewaskan banyak orang. Misalnya, kecelakaan KMP Tampomash 2 pada tahun 1981 yang menewaskan 432 orang dan kecelakaan pesawat Adam Air pada tahun 2007 dengan 102 korban jiwa. Selain dua tregedi tersebut, masih banyak tragedi lain yang terjadi di Segitiga Masalembo ini. Meskipun telah menelan banyak korban, menariknya belum ada nelayan Masalembo yang tewas di wilayah itu sendiri. Ini mungkin karena penduduk setempat dulunya adalah suku laut yang berperan penting dalam kerajaan Sriwijaya sebagai perompak dan pelindung wilayah. Sejauh ini, korban-korban tragedi di wilayah itu kebanyakan adalah orang dari daerah lain yang lewat atau mencari nafkah. Mitos kerajaan gaib Segitiga Masalembo Masyarakat sekitar perairan Segitiga Masalembo memiliki cerita mitos tentang tempat tersebut sebagai kerajaan Jin yang keramat. Beberapa orang melaporkan telah melihat burung raksasa dan naga di wilayah itu. Untuk melewati perairan ini dengan selamat, masyarakat setempat meyakini harus memberi sesajen atau setidaknya mengucapkan salam. Mereka percaya adanya gelombang putih yang merupakan perlintasan gaib penguasa perairan tersebut dan harus dihormati. Para nelayan Masalembo selalu berhati-hati, terutama dari Desember hingga Juni, karena gelombang tingginya mencapai lebih dari 5 meter. Mereka menghindari garis putih di tengah gelombang, yang dianggap sebagai tanda bahaya dan hanya dapat dilihat oleh keturunan suku laut. BACA JUGA:Keangkeran Fenomena Downwelling di Laut Utara Bali, Hampir 7 Bulan 2 Kapal Karam 61 Korban Meninggal Faktor dan teori ilmiah Segitiga Masalembo Secara ilmiah, terdapat faktor-faktor yang menyebabkan tragedi di Segitiga Masalembo. Faktor pertama yang mempengaruhi kondisi di sekitar Segitiga Masalembo adalah adanya pertemuan arus yang disebut Arlindo. Arus Arlindo ini menunjukkan aliran air laut dari barat yang memanjang di sekitar laut Jawa dalam bentuk monsun ekstrim atau arus musiman. Cuaca dan musim berperan besar dalam pengaruh arus Arlindo ini. Di sekitar Selat Makassar, terdapat arus lain yang disebut thermoklin atau aliran laut akibat perbedaan suhu di lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo, dan meskipun pergerakannya tidak begitu cepat, namun memiliki dampak yang signifikan terhadap pelayaran di wilayah tersebut. Faktor kedua adalah faktor meteorologis, yaitu adanya pengaruh angin muson. Angin muson adalah angin yang berhembus setiap enam bulan sekali karena adanya perbedaan tekanan udara akibat pemanasan bumi di belahan utara dan selatan. Di daerah Segitiga Masalembo, terkadang terjadi arus laut dan angin yang mengalir karena perbedaan tekanan siklus tahunan. Saat keduanya bertemu, bisa membentuk badai tornado dengan putaran yang lambat namun sangat berbahaya. Jika ada pesawat yang kebetulan sedang melintas di atasnya, pesawat tersebut bisa tersedot ke bawah dan terpental karena kondisi cuaca yang berbahaya. BACA JUGA:Kisah Mistis Segitiga Bermuda yang Akhirnya Diungkapkan Oleh Teori Alamiah dan Fisika Beberapa ilmuwan barat juga mengemukakan teori bahwa fenomena ini terjadi karena adanya gas alam metana di dasar laut yang kemudian meluap dan meledak ketika gas tersebut mencapai permukaan air, menciptakan lubang pembuangan raksasa di dalam laut yang menyedot segala objek di sekitarnya. Oleh karena itu, perairan di sekitar Masalembo menjadi berbahaya karena adanya arus dan angin berputar di dalam air, namun fenomena alam ini belum dapat dipastikan sebagai penyebab utama terjadinya musibah. Hal ini disebabkan kesulitan dalam melakukan penelitian yang pasti mengenai penyebab kecelakaan karena bangkai kapal dan pesawat yang tenggelam seringkali sulit ditemukan. Sebagai salah satu contoh adalah tragedi pesawat Adam Air pada tahun 2007, di mana meskipun black box dapat ditemukan, bangkai pesawatnya sampai sekarang belum ditemukan. Hingga kini, misteri Segitiga Masalembo tetap menggantung di udara, meninggalkan jejak teka-teki yang tak terpecahkan di tengah samudra kehidupan. ***Misteri Hilangnya Pesawat dan Kapal di Segitiga Masalembo: Fenomena Alam atau Mitos Kerajaan Gaib?
Senin 07-08-2023,21:00 WIB
Editor : Anjarrizqi Tazkiyah Nugrahaini
Kategori :