RADARTEGAL.DISWAY.ID -The Old Capital City begitulah sebagian orang menyebut Kotagede, karena menyimpan cerita sejarah Mataram Islam. Kotagede dikenal sebagai kota tua ada di Yogyakarta yang diduga ibukota Kerajaan Mataram Islam yang pertama.
Masa kejayaan Mataram Islam berlangsung pada abad ke-16 yang waktu itu dijadikan pusat politik. Kemudian sosial budaya, keagamaan dan pusat ekonomi masyarakat menjadikan Kotagede sebagai kota peradapan Islam di Indonesia.
Kota Wisata
Kini, Kotagede menjadi maskot wisata Daerah Istimewa Indonesia selain, Parangtritis,Keraton Yogyakarta dan Kaliurang. Nuansa tempo dulu yang memiliki cirikhas berbeda kental tradisi adat kemudian Kearifan budaya lokal layak dijadikan pusat peradapan Islam di Yogyakarta
Menjelajah Kotagede hampir semua bangunan peninggalan sejarah dari arah utara ke selatan sampai barat ke timur. Wajar kalau Kotagede oleh sebagian orang menyebutnya sebagai The Old Capital City mengingatkan kembali masa Kerajaan Mataram Islam.
Jejak peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede begitu mempesona lantaran memang menyimpan sejarah mulai Kotagede,Pasar Gede, rumah Kalang hingga Keraton Kotagede.
Pasar Gedhe
Salah satu jejak peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede yakni pasa Gedhe yang dibangun Panembahan Senopati abad ke-16. Pada masa itu, dijadikan pusat kegiatan ekonomi masyarakat dizamannya.
Pasar Legi sebutan lain dari pasar Gedhe dinamakan demikian lantaran hari pasaranya setiap Legi saat awalnya berdiri. Beralamat di Mentaok Raya, Purbayan, Kecamatan Kotagede ini dibangun dalam konsep Catur Gatra tungggal yakni pasar, masjid, alun-alun dan keraton.
Saat pasaran Legi suasana begitu ramai tidak hanya menjual sayur mayur saja melainkan juga barang-barang antik hingga perhiasan emas,perak dan batu permata. Surga kuliner menjadi ciri khas pasar Kotagede buka 24 jam yang menyedia aneka jajanan pasar khas Kotagede,dari yangko, kipo,kue kembang waru, legomoro dan jadah manten
Kotagede
Hal menarik peninggalan kerajaaan Mataram Islam adalah Kotagede yang terletak di Kabupaten Bantul. Kotagede dulu sebagai ibukota kerajaan Mataram Islam berdiri tahu 1532 dengan konsep empat figurasi yaitu pasar, alun-alun, masjid dan keraton.
Kotagede dikenal lokasi istana pertama Mataram Islam, dahulu hutan mentaok yang diberikan dari Sultaan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Panembahan tahun 1575/. Pada tahun 1586 Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati membangun Mataram Islam berkut beserta istananya Kotagede sebagai ibukota kerajaan .
Saat ini, kawasan Kotagede telah berubah menjadi pemukiman penduduk yang rumah-rumah berdampingan dengan puing—puing keraton. Keberadaan pemukiman mengelilingi bekas keraton membuat keraton bekas istana Mataram Islam seolah tidak berbekas lagi tertutup oleh rumah-rumah penduduk.
Masjid Kotagede
Saksi sejarah Kotagede Ibukota Kerajaan Mataram Islam lainnya yaitu masjid Kotagede berada sekitar komplek makam raja-raja Mataram. Didirikan tahun 1640 dengan atap bangunan berbentuk limas diyakini sebagai masjid tertua di Yogyakarta.
Keraton Kotagede
Keraton Kotagede salah satu jejak peninggalan kerajaan Mataram Islam yang dulu sebagai ibukota Kesultanan Mataram 1586-1613. Bangunan kerato dikelilingi benteng luar atau Baluwarti yang mengelilingi wilayah kota seluas 200 hektar.
Dihiasi taman Danalaya sekitar kawasan keraton kemudian pemandian sertta situs Watu Gumilang yang dikenal sebagai singgasana Panembahan Senopati. Kini, keraton Kotagede tinggal puing-puing reruntuhan dikelilingi pemukiman penduduk.
Bahkan singgasana keraton sekarang berada di tengah jalan dilalui kendaraan bermotor, meski demikian tetap dilestarikan sebagai situs cagar budaya bernama Batu Gilang
Omah Kanthil
Saksi sejarah kerajaan Mataram Islam di Kotagede yang menarik Omah Kanthil terletak 230 meter barat laut pasar Gedhe. Tepatnya berlokasi Kampung Tronujan yang terkenal angker karena tidak pernah berpenghuni
Hal unik dari Omah Kanthill memiliki pintu kecil yang kerap disebut pintu yang berpintu yang dijadikan utama masuk keluar ketika pintu utama ditutup.Kondisi sekarang Omah Kanthil terlihat penuh mistis dan penuh misteri menurut cerita warga setempat ada penunggunya bernama Barowo.
Bikin merinding, ketika lewat rumah ini sosok penunggu Barowo selalu menyapa meski tidak mengganggu. Menariknya justru sekelompok turis usil masuk ke rumah Kanthil tanpa permisi dan tidak sopan.
Efeknya, salah satu anggota rombongan terkena cakaran hewan pada bagian tubuhnya hingga jatuh pingsan. Hal itu membuat rumah berada tidak jauh 230 meter barat laut pasar Gedhe ditinggal penghuninya.
Kampung Kuno dan Omah Kalang
Selain Omah Kanthil ada lagi jejak sejak sejarah kerajaan Mataram Islam di Kotagede yaitu kampung kuno. Kampung kuno tersebut dinamakan Kampung Jagalan dan Tegal Kedu dengan ciri khas bangunanruah berukuran besar disebut Omah Kalang
Omah Kalang terletak di gang-gang sempit yang sebagian besar warganya pekerja pengrajin perak dan pedagang. Arsitektur bangunan Omah Kalang menarik setuhan seni Eropa –Jawa yang bagian depan gaya joglo sedangkan bagian depan khas Eropa.
Orang-orang tinggal di Omah kalang disebut Orang Kalang sebenarnya pendatang yang diundang raja untuk mengukir perhiasan kerajaan
Ciri Khas Kotagede
Menjelajah Kotegede seakan kembali masa lalu walau sekarang banyak mengalami perubahan besar yang sebagian menjadi pemukiman penduduk. Namun, hal berbeda dari Kotagede adalah kerajinan perak yang sabagian besar mata pencaharian penduduk Kotagede yaitu pengrajin perak.
Hampir sepanjang jalan utama dari barat ke timur atau arah selatan ke utara dipenuhi toko perhiasan. Toko perhiasan menjajakan aneka cenderamata berbahan dasar perak seperti kalung, cicin, gelang, bros sampai kerajinan tangan
Sentral Kerajinan Perak Di Yogyakarta
Kotagede saksi bisu Kerajaan Mataram Islam telah berkembang menjadi kota wisata dengan cirikhas perak sejak ada zaman Kolonial Belanda. Pada awalnya kerajinan dikhususkan pesanan dari keraton seiring berjalannya waktu isteri Gubernur Belanda Mary Agnes mengembangkan industeri kerajinan perak
Kerap dijuluki Jewellery of Yogyakarta selalu ramai oleh wisatawan lokal dan manca negara memang menawarkan berbagai jenis perak. Dari miniatur andong, miniatur candi Borobudur sampai cincin dan bros.
Tidak hanya deretan toko perhiiasan perak dan bangunan kuno peninggalan Mataram Islam saja. Di kawasan ini dijumpai penginapan hotel melati sampai hotel berbintang lima. Keunikan dan keindahan Kotagede menghantarkan Kotagede masuk dalam daftar 13 kota terindah di dunia versi CNN tahun 2019.*