Kotagede Pernah Jadi Ibukota Kerajaan Mataram Islam, Pasar Gedhe dan Omah Kalang Jadi Saksi Sejarah

Senin 07-08-2023,21:12 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID -The Old Capital City begitulah sebagian orang menyebut Kotagede, karena  menyimpan  cerita sejarah Mataram Islam. Kotagede dikenal sebagai  kota tua  ada di Yogyakarta yang diduga ibukota Kerajaan Mataram Islam yang pertama.

Masa kejayaan Mataram Islam berlangsung pada   abad ke-16 yang waktu itu dijadikan pusat politik. Kemudian sosial budaya, keagamaan dan pusat ekonomi   masyarakat   menjadikan Kotagede sebagai   kota peradapan   Islam   di Indonesia.

Kota Wisata

Kini,   Kotagede   menjadi maskot wisata   Daerah Istimewa Indonesia   selain, Parangtritis,Keraton Yogyakarta dan Kaliurang. Nuansa tempo dulu yang memiliki cirikhas berbeda kental tradisi adat kemudian Kearifan budaya   lokal   layak dijadikan pusat peradapan Islam   di Yogyakarta

Menjelajah Kotagede hampir semua bangunan peninggalan    sejarah dari arah   utara ke selatan sampai barat ke timur. Wajar kalau Kotagede oleh sebagian orang menyebutnya sebagai   The Old Capital City mengingatkan   kembali masa Kerajaan Mataram   Islam.

 Jejak peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede begitu mempesona lantaran  memang menyimpan sejarah mulai Kotagede,Pasar Gede, rumah Kalang hingga Keraton Kotagede.

Pasar   Gedhe

Salah satu jejak peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede yakni pasa Gedhe yang dibangun Panembahan Senopati abad ke-16. Pada masa itu, dijadikan pusat kegiatan ekonomi masyarakat dizamannya.

Pasar   Legi sebutan lain dari pasar Gedhe dinamakan demikian lantaran hari pasaranya setiap Legi saat awalnya berdiri. Beralamat di   Mentaok Raya, Purbayan, Kecamatan Kotagede ini dibangun dalam konsep Catur Gatra tungggal yakni   pasar, masjid, alun-alun dan keraton.

Saat pasaran Legi suasana   begitu ramai   tidak hanya menjual    sayur mayur   saja melainkan juga   barang-barang antik hingga perhiasan   emas,perak dan batu permata. Surga kuliner menjadi ciri khas pasar Kotagede buka 24   jam yang   menyedia   aneka jajanan pasar   khas Kotagede,dari   yangko, kipo,kue   kembang waru, legomoro dan jadah manten

Kotagede

Hal menarik peninggalan kerajaaan Mataram Islam adalah Kotagede yang terletak   di Kabupaten Bantul. Kotagede dulu sebagai ibukota   kerajaan Mataram  Islam berdiri tahu 1532 dengan konsep   empat figurasi yaitu pasar, alun-alun, masjid dan keraton.

Kotagede dikenal lokasi istana pertama Mataram Islam, dahulu hutan mentaok yang   diberikan   dari Sultaan Hadiwijaya   kepada Ki Ageng Panembahan   tahun 1575/. Pada tahun 1586 Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati membangun Mataram Islam berkut beserta   istananya Kotagede sebagai ibukota kerajaan .

Saat ini, kawasan Kotagede telah berubah menjadi pemukiman penduduk yang   rumah-rumah berdampingan dengan puing—puing keraton. Keberadaan pemukiman mengelilingi bekas keraton membuat   keraton bekas istana Mataram Islam seolah tidak berbekas lagi tertutup oleh rumah-rumah penduduk.

Masjid Kotagede

Saksi sejarah Kotagede   Ibukota Kerajaan Mataram Islam lainnya yaitu masjid   Kotagede   berada sekitar komplek makam raja-raja Mataram. Didirikan   tahun 1640 dengan atap bangunan berbentuk limas diyakini sebagai   masjid tertua di Yogyakarta.

Keraton Kotagede

Keraton Kotagede salah satu   jejak peninggalan kerajaan Mataram Islam yang dulu sebagai ibukota   Kesultanan Mataram 1586-1613. Bangunan kerato dikelilingi benteng luar   atau Baluwarti yang   mengelilingi   wilayah kota seluas     200 hektar.

Dihiasi taman Danalaya sekitar kawasan keraton kemudian pemandian sertta situs   Watu Gumilang   yang   dikenal sebagai   singgasana   Panembahan                 Senopati. Kini, keraton Kotagede tinggal puing-puing   reruntuhan dikelilingi pemukiman penduduk.

Bahkan singgasana keraton sekarang berada di tengah jalan dilalui kendaraan bermotor, meski demikian tetap dilestarikan sebagai situs cagar budaya bernama Batu Gilang

Omah Kanthil

Saksi    sejarah kerajaan Mataram Islam di Kotagede yang menarik Omah Kanthil terletak   230 meter barat laut pasar Gedhe. Tepatnya berlokasi Kampung Tronujan yang terkenal angker karena tidak pernah berpenghuni

Hal   unik dari Omah Kanthill memiliki pintu kecil yang kerap disebut pintu yang berpintu yang dijadikan utama masuk keluar ketika pintu utama   ditutup.Kondisi   sekarang   Omah Kanthil terlihat penuh mistis dan penuh   misteri menurut   cerita warga setempat   ada penunggunya bernama Barowo.

Bikin merinding, ketika lewat rumah ini sosok penunggu Barowo selalu    menyapa meski tidak   mengganggu. Menariknya justru sekelompok   turis usil masuk ke   rumah Kanthil tanpa permisi dan tidak sopan.

Efeknya, salah satu   anggota   rombongan terkena    cakaran hewan pada bagian tubuhnya   hingga   jatuh pingsan. Hal itu membuat   rumah   berada   tidak   jauh 230 meter barat laut pasar Gedhe ditinggal penghuninya.

Kampung Kuno dan Omah Kalang

Selain Omah   Kanthil ada  lagi jejak sejak sejarah kerajaan Mataram   Islam di Kotagede yaitu kampung kuno. Kampung kuno   tersebut dinamakan Kampung Jagalan dan Tegal Kedu dengan ciri khas bangunanruah berukuran besar disebut Omah Kalang

Omah Kalang terletak di gang-gang sempit yang   sebagian   besar warganya   pekerja pengrajin perak dan pedagang. Arsitektur bangunan Omah Kalang menarik setuhan seni Eropa –Jawa yang bagian depan gaya joglo sedangkan bagian    depan khas   Eropa.

Orang-orang tinggal di Omah kalang disebut Orang Kalang sebenarnya pendatang yang diundang raja untuk mengukir perhiasan kerajaan

 Ciri Khas Kotagede

Menjelajah Kotegede seakan kembali masa lalu walau   sekarang banyak mengalami perubahan besar   yang sebagian menjadi pemukiman penduduk. Namun, hal berbeda   dari   Kotagede adalah kerajinan perak yang   sabagian besar mata   pencaharian penduduk   Kotagede   yaitu pengrajin perak.

Hampir   sepanjang jalan utama dari barat ke timur atau    arah selatan ke utara dipenuhi   toko perhiasan. Toko perhiasan menjajakan aneka cenderamata berbahan    dasar   perak seperti kalung, cicin, gelang, bros sampai   kerajinan tangan

Sentral Kerajinan Perak Di Yogyakarta

Kotagede saksi   bisu   Kerajaan Mataram Islam telah   berkembang menjadi kota wisata   dengan cirikhas   perak sejak ada   zaman Kolonial Belanda. Pada awalnya kerajinan dikhususkan pesanan dari keraton seiring berjalannya waktu isteri Gubernur Belanda Mary Agnes mengembangkan industeri kerajinan perak  

Kerap dijuluki   Jewellery of Yogyakarta   selalu   ramai oleh wisatawan lokal dan manca negara memang menawarkan berbagai   jenis perak. Dari miniatur andong, miniatur candi Borobudur    sampai    cincin dan bros.

Tidak hanya   deretan toko perhiiasan perak dan bangunan kuno peninggalan Mataram Islam saja.    Di kawasan ini dijumpai   penginapan hotel melati sampai hotel berbintang lima. Keunikan dan keindahan Kotagede   menghantarkan Kotagede masuk dalam daftar 13 kota terindah di dunia versi   CNN tahun 2019.*

 

 

 

 

 

 

Kategori :