Di saat baru berjalan beberapa saat, Calam terkejut karena ada orang yang menghadangnya dan seketika kabut tebal menyelimuti barang-barang bawaannya dan menjadi batu arca, termasuk kudanya juga menjadi batu dan orang yang mengadangnya juga menghilang.
Watu Lumpang yang menjadi situs prasejarah itu diyakini adalah salah satu barang bawaan yang digunakan sebagai seserahan di hari besanaan Kyai Calam dan Nyai Carang Lembayung.
Seiring berjalannya waktu, Kyai Calam tahu bahwa yang menghadangnya adalah orang suruhan Nyai Carang Lembayung, yaitu Pangeran Teja Arum atau dikenal sebagai Mbah Weja yang akhirnya mempersunting Nyai Carang Lembayung.
Dengan amarah, barang bawaan yang menjadi arca itu ditendang keras oleh Kyai Calam, dan Watu Lumpang itu terlempar sampai ke tengah-tengah Desa Cikendung dan menjadi situs pra sejarah hingga sekarang.
BACA JUGA:Bikin Merinding, Menelisik Dusun Mingkrik Pemalang yang Ditinggal Penghuninya Karena Takut Dibunuh
Itulah kisah pengkhianatan di balik Situs Watu Lumpang Pemalang. Sampai sekarang situs ini masih berada di Desa Cikedung dan ceritanya menjadi legenda yang dipercayai masyarakat.