Hingga saat ini, tari Topeng Endel telah diturunkan melalui tiga generasi.
Setelah Ibu Darem tidak lagi mampu menari, dia meneruskan warisan seni ini kepada putrinya, Ibu Warni, pada tahun 1970-an.
Kini, tongkat kepemimpinan Tari Topeng Endel dipegang oleh Ibu Sawitri. Walaupun usianya tidak lagi muda, Ibu Sawitri masih mampu menampilkan tarian Topeng Endel dengan penuh keahlian.
Ia kini dihormati sebagai maestro tari oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pusat di Jakarta.
Makna Simbolis Tari Topeng Endel
Melansir unnes.ac.id, Tari Topeng Endel hanya ditarikan oleh para penari perempuan dan dilarang bagi penari laki-laki.
Hal ini dikarenakan tarian ini menggambarkan perilaku seorang wanita yang hidup di Kota Tegal.
Setiap gerakan dalam tarian ini diciptakan oleh Ibu Darem berdasarkan pengalaman sehari-hari yang ia amati.