SLAWI, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Mirip yang dilakukan biksu thudong, 300 pendekar Kabupaten Tegal melakukan ritual jalan kaki atau long march. Namun bukan ke Candi Borobudur tujuannya.
Ratusan pendekar yang tergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kabupaten Tegal melakukan ritual jalan kaki atau sejauh 40 kilometer di lereng Gunung Slamet, Kamis pagi, 1 Juni 2023.
Selama perjalanan, para pendekar itu harus melewati beberapa pos yang telah ditentukan oleh panitia. Antara lain, Wisata Religi Plinggih Hill, Lapangan Bumijawa, dan Curug Cantel.
Fajar, salah satu peserta mengaku sangat senang mengikuti kegiatan tersebut dan tidak merasa capek.
"Lokasinya menarik. Rasa kebersamaan sangat kami rasakan sehingga rasa persaudaraan antara siswa, warga semakin erat. Kami sangat menikmati sekali," ucapnya singkat.
Ritual jalan kaki itu untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. Perjalanan diawali dari Bumi Wana Samudra Kalibakung dan berakhir atau finish di Desa Dawuhan, Batursari, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.
"Sebelum berangkat (jalan kaki), mereka lebih dulu mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Kalibakung," kata Ketua Dewan PSHT Cabang Kabupaten Tegal Agung Nugroho.
BACA JUGA:Biksu Thudong Jalan Kaki dari Thailand Selama 68 Hari, Ternyata Hanya Makan di Pagi Hari
Setelah upacara, lanjut Agung, para pendekar langsung berjalan kaki menuju ke Desa Dawuhan. Mereka dilepas pada pukul 09.00 WIB. Dan sampai di Desa Dawuan, sekitar pukul 24.00 dini hari.
Adapun jumlah peserta yang mengikuti ritual jalan kaki sejauh 40 kilometer itu, sebanyak 300 pendekar. Menurut Agung, para peserta jalan kaki sebagian besar akan disiapkan untuk pengesahan Warga Baru PSHT Cabang Kabupaten Tegal Tahun 2023.
"Prinsipnya, kegiatan ini untuk uji fisik para calon anggota baru yang rencananya akan disahkan pada bulan Muharram nanti. Termasuk juga untuk memperkuat dan mempererat tali persaudaraan antar anggota PSHT," ujarnya.
Ketua Panitia sekaligus Penanggung Jawab Long March Sugiharto mengungkapkan, jalur yang dilewati para pendekar adalah jalan yang menanjak dan menurun karena berada di Lereng Gunung Slamet. Untuk mencapai finish, mereka membutuhkan perjuangan yang keras.
"Kegiatan ini merupakan wujud cinta tanah air serta menghargai perjuangan para pendahulu bangsa dan organisasi PSHT," ucapnya. ***