Pengetahuan Bumil di Kabupaten Tegal untuk Ikut Kelas Hamil Masih Sedang

Pengetahuan Bumil di Kabupaten Tegal untuk Ikut Kelas Hamil Masih Sedang

Tim KPP tengah memberikan Presentasi pada Pertemuan Diseminasi Laporan dan Rekomendasi Pelaksanaan Monev SKPP-ARS-dok. bappedalitbang kab. tegal

SLAWI, radartegal.com – Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Praktik Ibu Hamil (bumil) dalam mengikuti kelas hamil dinilai masih dalam kategori sedang. Itu, terungkap dalam acara pertemuan diseminasi laporan dan rekomendasi hasil supervisi dan monitoring-evaluasi Pelaksanaan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (SKPP) Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tegal tahun 2024.

Kegiatan diselenggarakan Bappeda dan Litbang Kabupaten Tegal, di Gedung pertemuan dadali, Jumat 14 Maret 2025. Kegiatan dihadiri Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Litbang Gineung Pratidina serta pejabat lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Bappeda Litbang, M. Faried Wajdy, melalui Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Gineung Pratidina dalam acara tersebut menjelaskan acara diseminasi tersebut merupakan laporan dari Tim KPP yang telah melakukan pemetaan terhadap pelaksanaan SKPP tahun 2024.

“Acara ini merupakan presentasi dari Tim KPP yang telah melaksanakan SKPP tahun 2024. Selanjutnya kami minta peserta dapat berpartisipasi secara aktif dalam menanggapi hasil laporan tersebut, sehingga tersusun rekomendasi agar kami dapat menyusunannya dalam sebuah perencanaan “ sambutnya.

BACA JUGA: Turun Jadi 13 Kasus, Kematian Ibu Hamil di Kabupaten Tegal Berkurang

BACA JUGA: 5 Olahraga Ibu Hamil Trimester ke-3, Ampuh Jaga Kondisi Tubuh dan Mood

Perwakilan Tim KPP Febri Hastiyanto, S.Sos, M.AP dari bappedalitbang dijelaskan, Pelaksanaan SKPP yang dilakukan di dua desa yaitu Balapulang Wetan dan Cibunar. Dampak atau pengaruh pada kelompok primer atau dikelompokkan dalam 6 prilaku kunci.

"Yaitu, konsumsi tablet tambah darah (TTD), kelas ibu hamil, pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA). Kemudian, pemeriksaan ke Posyandu, penerapan cuci tangan pake sabun (STPS) dan penggunaan jamban sehat," ungkapnya.

Dari keenam prilaku kunci tersebut, kata Febri, terungkap kelompok primer telah dapat menerapkan memiliki pengetahuan, dan menerapkan sikap. Serta mempraktikkannya dalam ketegori tinggi, kecuali dalam kemampuan pengetahuan dan praktik Kelas Bumil yang tergolong sedang.

"Kategori sedang juga masih terlihat pada kemampuan pengetahuan tentang CTPS. Meskipun sikap maupun praktiknya sudah tinggi," kata Febri.

BACA JUGA: 21 Ibu Hamil dan 1 Calon Pengantin Baru di Kota Tegal Dipantau Disnakerin dalam Siber Banting

BACA JUGA: Posyandu Puspa Indah 1 melakukan Pertemuan Ibu Hamil untuk Meningkatkan Pengetahuan Calon Ibu

Febri juga menyampaikan dalam menerapkan Strategi Komunikasi Antar Pribadi melalui peran bidan desa dan kader masih menjadi faktor penting. Utamanya, dalam menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran, demikian pula dengan penggunaan media massa seperti facebook, WA maupun tiktok.

Sementara itu, dr. Sarmanah dari Dinas Kesehatan memberikan masukan agar kelompok sasaran perlu diberi pengetahuan tentang tata cara CTSP secara benar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: