Saluran Irigasi di Losari Brebes yang Mampet Akhirnya Dinormalisasi, Alat Berat Diterjunkan

Saluran Irigasi di Losari Brebes yang Mampet Akhirnya Dinormalisasi, Alat Berat Diterjunkan

Sejumlah petani di Desa Rungkang, Kecamatan Losari mengeluhkan saluran irigasi yang mampet akibat pendangkalan di Saluran B.L.4 B. Sadap.(Istimewa)--

BREBES, radartegal.com - Sejumlah petani di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes mengeluhkan saluran irigasi yang mampet akibat pendangkalan di Saluran B.L.4 B. Sadap.

Untuk menormalisasi irigasi itu, Pemkab Brebes melalui Dinas Pengairan Sumber Daya Air dan Penata Ruang (DPSDAPR) menerjunkan alat berat, Selasa 15 Oktober 2024.

Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku DPSDAPR Brebes Agus Riyanto mengatakan, bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan desa, hari ini saluran irigasi yang mampet sudah mulai dinormalisasi.

 

"Hari ini alat berat sudah datang dan langsung melakukan pengerukan," ujarnya, Selasa 15 Oktober 2024.

 

BACA JUGA: Irigasi Pertanian yang Mampet Sempat Dikeluhkan Petani, Pj Bupati Brebes Langsung Cek Lokasi

 

BACA JUGA: Petani Keluhkan Irigasi Mampet di Brebes, Ini Tanggapan DPSDAPR

 

Agus menyampaikan, penurunan alat berat untuk pengerukan saluran irigasi yang mampet merupakan kolaborasi antara DPSDAPR, Dinas Pertanian dan Pemdes setempat.

 

"Semoga normalisasi irigasi ini bisa secepatnya selesai," jelasnya.

 

Pemkab Brebes respon keluhan petani

 

Terpisah, Kepala Desa Rungkang Untung Surodi menyampaikan apresiasi atas langkah Pemkab Brebes yang merespon keluhan para petani untuk mendapatkan aliran air yang memadai.

 

Sehingga, aliran air ke lahan pertaniannya bisa maksimal.

 

BACA JUGA: Petani di Losari Brebes Keluhkan Saluran Irigasi yang Mampet Karena Pendangkalan

 

BACA JUGA: Dikeluhkan Petani, Saluran Irigasi di Brebes Diusulkan Perbaikan

 

"Alhamdulillah, hari Jumat pak Pj Bupati Brebes mengecek langsung kondisi irigasi dan hari ini mulai pengerukan," ujarnya.

 

 

Dia berharap, setelah dinormalisasi ini aliran air ke lahan pertanin tidak lagi terganggu.

 

Sehingga para petani bisa melakukan proses tanam hingga masa tanam ketiga.

 

"Sejauh ini karena irigasi mampet petani hanya bisa menanam di masa tanam pertama saja, masa tanam kedua dan ketiga tidak ada karena aliran air yang terganggu," ucapnya.

 

BACA JUGA: Petani Bawang Merah di Brebes Curhat soal Harga, Pemerintah Jangan Tutup Mata

 

BACA JUGA: Musim Kemarau, Petani di Brebes Ramai-ramai Tebus Pompa Air di Pegadaian

 

Sebelumnya diberitakan, saluran irigasi yang mempet itu dikeluhkan oleh sejumlah petani.

 

Salah seorang petani asal Desa Rungkang, Dartim, 54 tahun mengatakan, sudah beberapa tahun saluran irigasi tersebut belum ada pengerukan ataupun perbaikan.

 

Alhasil, kata dia, saat ini kondisinya sudah dangkal.

 

"Banyak lahan petani yang kekurangan air karena saluran irigasi yang mampet ini," ujarnya, Minggu 6 Oktober 2024.

 

BACA JUGA: Belum Bisa Difungsikan, Petani Sayangkan Pembangunan Bendungan Irigasi di Pakijangan Brebes

 

BACA JUGA: Petani di Brebes Mulai Gunakan Air Comberan, DPKP: Belum Ada Laporan Sawah Kekeringan

 

Hal senada juga diungkapkan oleh petani lainnya, Amad, 80 tahun.

 

Amad menyebutkan, sudah puluhan tahun saluran irigasi tersebut mengalami pendangkalan dan tidak ada perbaikan.

 

"Kami berharap pemerintah bisa turun langsung ke lapangan dan bisa memperbaiki saluran irigasi ini," terangnya.

 

Hal serupa juga disampaikan oleh petani lainnya, Waslani, 55 tahun.

 

Waslani menyebutkan kalau saluran irigasi tersebut mengaliri puluhan hektare lahan persawahan di beberapa desa.

 

Seperti Desa Rungkang, Dukuhsalam, Karangjunti, Kecamatan Losari dan Desa Luwungbata, Kecamatan Tanjung.

 

"Kalau dulu pas saluran irigasi ini berjalan normal, petani bisa menanam hingga Masa Tanam tiga kali. Kalau sekarang hanya sekali dan itupun tergantung air tanah hujan," ucapnya.

 

Petani lain, Mashudi, 40 tahun mengatakan, kalau lahan yang dialiri saluran irigasi itu merupakan lahan produktif.

 

Sehingga, dirinya sangat menyayangkan kalau lahan tersebut tidak dimaksimalkan karena saluran irigasi yang mampet.

 

"Sebenarnya kalau irigasinya normal, lahan yang dialiri ini sangat produktif. Jadi, sayang kalau tidak dimaksimalkan," terangnya.

Sumber: