Petani Bawang Merah di Brebes Curhat soal Harga, Pemerintah Jangan Tutup Mata

Petani Bawang Merah di Brebes Curhat soal Harga, Pemerintah Jangan Tutup Mata

STABILITAS - Para petani berharap Harga bawang merah di Kabupaten Brebes, akan tetap stabil saat terjadi panen raya.--info publik

BREBES, radartegal.com - Ratusan petani bawang merah di Kabupaten Brebes menginginkan harga yang stabil. Hal itulah yang disampaikan mereka saat bertemu calon bupati Paramitha Widya Kusuma, Senin 30 September 2024.

 

Sejumlah petani yang hadir menyampaikan keluhan terkait fluktuasi harga bawang. Mereka meminta ada campur tangan pemerintah, utamanya saat harga anjlok akibat panen raya.

 

Campur tangan yang dimaksud petani adalah, adanya jaminan pembelian hasil panen saat harga turun. Menurut mereka masalah harga bawang merah, menjadi persoalan yang sering dihadapi para petani di Brebes.

 

"Jadi kami harap bupati yang terpilih nanti, bisa menjamin pembelian bawang dengan harga yang layak. Sehingga kami tidak rugi," kata petani bawang merah asal Desa Tegalglagah, Wardono (63).

 

 

 

Harga bawang merah di Brebes 

 

Jaminan pembelian hasil panen yang dimaksud, papar Wardono, tidak lain untuk menstabilkan harga pasaran. Sehingga bila panen raya, harganya tidak terus-terusan anjlok dan imbasnya sangat merugikan petani.

 

"Sebagai petani bawang, ingin supaya harganya stabil. Jangan seperti kemarin, harga anjlok sampai kami rugi besar," tambahnya lagi.

 

Selainmeminta harga bawang merah di Brebes stabil, petani juga meminta agar jika terpilih nanti bupati bisa menghapus kartu tani. Para petani bawang merah berdalih, program kartu tani justru semakin mempersulit petani untuk mendapatkan pupuk.

 

"Satu lagi usul saya, supaya pupuk subsidi dipermudah. Kalau bisa kartu tani dihapus saja, percuma karena membuat petani sulit dapat pupuk subsidi," lanjutnya.

 

 

 

Menanggapi keluhan tersebut, Mitha berjanji akan membeli hasil panen untuk mewujudkan stabilitas harga bawang merah di Brebes. Dia bahkan langsung melakukan perjanjian contract farming dengan petani, jika dirinya menjadi bupati.

 

"Di Desa Tegalglagah saya melakukan perjanjian pembelian hasil panen. Ini sebuah program yang kita sebut contract farming, yakni hasil panen petani akan diserap pemerintah bila harganya anjlok," jelasnya.

 

Serap hasil panen bawang

 

Dijelaskan pula, jika mendapatkan amanah menjadi bupati pihaknya akan menyediakan anggaran untuk menjalankan contract farming. Anggaran itu, nantinya akan digunakan untuk menyerap hasil panen bawang merah petani di Brebes dengan harga yang layak.

 

Soal patokan harga pembelian, Mitha berjanji akan membeli dengan harga layak agar petani tidak merugi. "Harganya ditentukan melebihi harga pasaran, jadi belum bisa dipatok sekarang. Penentuan harga nentinya melalui koordinasi dengan berbagai pihak agar layak dan petani tidak rugi." 

 

Dengan kontrak ini, lanjut Mitha, para petani yang sudah menjalin kerja sama akan mendapat jaminan. Di mana hasil panen akan dibeli pemerintah dengan harga pantas. Harapannya, petani tetap mendapatkan keuntungan dan bisa kembali mengolah sawahnya.

 

Terkait permasalahan pupuk bersubsidi, dirinya berjanji akan mengevalusi distribusi pupuk. "Memang itu prioritas saya, supaya petani mudah mendapatkan pupuk subsidi," pungkasnya.

 

Selama ini harga bawang merah di Brebes, memang kerap anjlok ketika terjadi panen raya. Ini karena suplay dan produksi bawang merah di Kabupaten Brebes melimpah ruah, sehingga harganya menjadi sangat murah di pasaran. 

Sumber: