Belum Bisa Difungsikan, Petani Sayangkan Pembangunan Bendungan Irigasi di Pakijangan Brebes
Pembangunan Bendungan Irigasi yang menelan anggaran kurang lebih ratusan juta rupiah di Desa Pakiangan, Kecamatan Bulakamba belum dapat dioperasikan secara maksimal. (Istimewa)--
BREBES, radartegal.id - Pembangunan Bendungan Irigasi yang menelan anggaran kurang lebih ratusan juta rupiah di Desa Pakiangan, Kecamatan Bulakamba belum dapat dioperasikan secara maksimal. Menanggapi hal itu, sejumlah petani menyayangkan hal itu.
Akibatnya, petani mengaku tidak bisa mendapatkan manfaat apapun dari proyek yang dibangun pada tahun 2012 silam.
Karenanya, perani mengharapkan adanya rehabilitasi bendungan agar dapat berfungsi mengaliri sawah di wilayah tersebut. Petani juga meminta sodetan di bendungan ditutup serta dilakukan normalisasi sungai yang sudah dangkal.
Salah seorang petani Abdul kepada awak media mengaku, sejak dibangunnya bendungan dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga kini belum bisa berfungsi secara maksimal.
BACA JUGA: Irigasi Mengering, Petani Bawang Merah di Brebes Gunakan Air Got untuk Aliri Tanamannya
BACA JUGA: Irigasi Kering, Petani Sambat Pemerintah untuk Pengairan Tanaman Bawang Merah
"Para petani di sini ingin menanam dan panen dua kali. Karena selama ini hanya mengandalkan hujan untuk melakukan penanaman. Jika bendungan itu direhabilitasi, mungkin petani bisa panen dua kali, karena ada ketersediaan air," ungkapnya, kemarin 8 Agustus 2024.
Usai panen di masa panen pertama, para petani banyak yang tidak bisa menanam lagi karena terkendala air. Sehingga, lahan pertanian di wilayah tersebut hanya bisa panen satu kali dalam setahun.
Adanya bendungan tersebut seharusnya diharapkan dapat bermanfaat bagi sektor pertanian. "Dibangun bendungan ini juga sia-sia karena ada kesalahan teknis. Seharusnya tidak perlu dibuat sodetan tapi ini malah ada sodetan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mandiri Sejati Desa Pakijangan, Atmo Suwito Rasban menyebut bahwa pembangunan bendungan tersebut untuk mencegah air asin masuk ke sungai. Namun bendungan itu tidak berfungsi untuk sektor pertanian seperti yang menjadi tujuan utamanya.
BACA JUGA: Kerap Picu Banjir, Normalisasi Saluran Irigasi Sekunder Wangandalem dan Wanganbui Brebes Dikebut
BACA JUGA: Debit Air Daerah Irigasi Sragi Pekalongan Turun Jadi 700 Liter Per Detik, Petugas Kesulitan Bagi Air
"Kami berharap bendungan itu direhabilitasi untuk manajemen pengairan. Jadi misalnya ini dilakukan pengerukan dan perbaikan, maka petani bisa panen dua kali dalam setahunsetahun, sehingga bisa memakmurkan petani," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: