Masih Ada yang Belum Lancar Membaca, SMPN 2 Balapulang Kabupaten Tegal Giatkan Calistung

Masih Ada yang Belum Lancar Membaca, SMPN 2 Balapulang Kabupaten Tegal Giatkan Calistung

TELATEN - Pendampingan gerakan membaca dan berhitung yang dilakukan guru SMPN 2 Balapulang Kabupaten Tegal.-Hermas Purwadi-Radartegal.disway.id

SLAWI, radartegal.com- SMP Negeri 2 Balapulang Kabupaten Tegal, tahun 2024 ini menggiatkan kegiatan membaca dan menghitung (calistung).

Hal itu berawal dari kenyataan terkait dengan masih rendahnya budaya literasi dan nilai literasi rapor mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan kemampuan literasi siswa yang belum bisa memahami teks informasi dapat teratasi.

Kepala SMPN 2 Balapulang Eni Rusmiyati SPd. Mat mengakui bahwa pada umumnya kemampuan siswa Indonesia pada literasi membaca saat ini sangat rendah. 

BACA JUGA: Generasi Milenial Kurang Minat Membaca, Eko Jati Suntoro Sentil Dukungan Orang Tua dan Sekolah

BACA JUGA: Tidak Wajib Pakai Seragam Baru, Dindikpora Brebes Juga Larang Calistung di MPLS Jenjang SD

"Dengan melihat ketertinggalan itu, kami membuat program gerakan membaca dan berhitung," ujarnya, Kamis, 3 Oktober 2024. 

Menurutnya pada awal tahun ajaran baru 2024/2025 pihaknya sempat  mendata siswa dari klas 7, kelas 8 dan kelas 9 yang belum lancar membaca .

"Yang belum bisa membaca dan berhitung, kelas 7 ada 2 anak, kelas 8 ada 4 anak dan kelas 9 ada 4 anak. Langkah pertama anak-anak  tersebut diberi pemahaman akan pentingnya membaca.  Karena membaca adalah jalan untuk mendapatkan pengetahuan," cetusnya. 

Dia menyatakan bahwa orang bijak mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia tersebut. 

BACA JUGA: Hari Kesaktian Pancasila 2024, Warga SMPIT Luqman Al Hakim Slawi Diajak Belajar Sejarah

BACA JUGA: Peringati Maulid Nabi, SMPN 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal Sekaligus Resmikan Musala

"Dan yang kedua, kami bekerja sama dengan orang tua, wali kelas dan petugas perpustakaan, agar  setiap hari, anak-anak tersebut datang ke perpustakaan untuk setoran membaca dan berhitung. Dan alhamdulillah setelah berjalan kurang lebih 3 bulan dari 10 siswa sudah 2 siswa yang  lulus membaca dan berhitung," ungkapnya.

Diakui, program tersebut tidak berjalan dengan lancar karena tidak mendapatkan dukungan dari orang tua karena menganggap anaknya sudah bisa membaca dan berhitung. 

Sumber: