Sejarah Desa Semedo di Tegal, Bukti Peradaban Zaman Purba Ada di Indonesia

Sejarah Desa Semedo di Tegal, Bukti Peradaban Zaman Purba Ada di Indonesia

sejarah desa semedo di Tegal--

Karena menanggung malu (lingsem) beliau mengalah dan pergi ke arah timur dan menemukan tempat yang cocok untuk tinggal yaitu di daerah Semedo. Sampai akhir hayatnya beliau mengajarkan Ilmu Agama dan mendakwahkannya di sekitar wilayah Semedo.

Berasal dari masa suram penjajahan 

Sedangkan mengenai sejarah desa Semedo menurut Mbah Kaloran atau yang bernama lengkap RM Tumenggung Panji Haji Cokronegoro, kisahnya berkaitan dengan masa suram pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels.

Pada abad 18, sewaktu Mr Herman William Daendels membuat jalan raya sepanjang 1000 Km dari Anyer sampai Penarukan, banyak rakyat pribumi menjadi korban akibat kerja rodi, termasuk rakyat Tegal yang tanahnya dilalui proyek pembuatan jalan.

BACA JUGA: Mitos dan Sejarah Desa Selapura di Tegal, Ada Larangan Bikin Pondasi Rumah dari Batu

BACA JUGA: Misteri Sejarah Desa Cawitali Tegal: Jejak Perjalanan dan Persinggahan Syekh Siti Jenar yang Menarik

Saat itu, Bupati Tegal yang dipimpin RM Tumenggung Panji Haji Cokronegoro setiap hari dibikin repot karena harus menyediakan 1000 orang untuk kerja paksa. Oleh karenanya, ia sangat prihatin dan sedih, tidak sedikit rakyat yang kurang patuh harus mendapat hukum pancung.

Hampir setiap hari, Bupati Tegal menyaksikan peristiwa yang memedihkan itu. Peristiwa yang sering terjadi ini membuat Sang Bupati mengasingkan diri ke daerah Semedo hingga akhir hayatnya.

Menurut cerita lain, desa Semedo merupakan tanah tertua di wilayah Tegal yang pernah disinggahi Nabi Sulaiman, buktinya berasal dari temuan fosil zaman purba yang tidak ditemukan didaerah lain.

BACA JUGA: Sejarah Kelurahan Panggung Tegal, Sarat Kisah yang Terkait Ulama Kharismatik dari Jazirah Arab

BACA JUGA: Dipelopori 3 Desa, Sejarah Warteg di Tegal Ternyata Berasal dari Sistem Tanam Paksa Oleh Belanda

Penutup

Banyak versi mengenai sejarah desa Semedo di Tegal yang menggambarkan sosok wali yang bersemedi di atas bukit hingga akhir hayatnya, dan juga masa suram zaman penjajahan yang terjadi di wilayah Tegal.

Namun, dari sekian banyak versi tersebut, desa ini tetap menjadi ikon keunikan bagi masyarakat karena banyak ditemukannya fosil zaman purba. Semoga bermanfaat.

Sumber: