Dipelopori 3 Desa, Sejarah Warteg di Tegal Ternyata Berasal dari Sistem Tanam Paksa Oleh Belanda

Dipelopori 3 Desa, Sejarah Warteg di Tegal Ternyata Berasal dari Sistem Tanam Paksa Oleh Belanda

LOKAL - Sejarah warteg di tegal ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan belanda--

TEGAL, radartegal.id - Pernah makan di warteg Tegal? Jika belum, cobalah dan cicipi kuliner khas dari kota Bahari ini. Nah, kuliner khas dari Tegal ternyata memiliki sejarah yang harus kita ketahui.

Sejarah warteg di Tegal belum sepenuhnya masyarakat mengenalnya, namun untuk warungnya sudah pasti dapat ditemukan. Untuk mengenal bagaimana nama warteg itu berasal, mari simak artikel ini sampai selesai ya.

Warteg diperkirakan sudah ada sekitar tahun 1960-an. Konon, lahirnya sejarah warteg di Tegal dipelopori oleh tiga desa di Kecamatan Tegal Selatan, yaitu Desa Sidapurna, Desa Sidakaton, dan Desa Krandon.

Warung khas Tegal ini sudah banyak disekitaran wilayah Indonesia, bahkan warung ini sudah mengupragde diri menjadi layaknya restoran bintang lima. Kemudian, bagaimana sejarah warteg di Tegal ini? Berikut penjelasannya.

BACA JUGA: Mulai Rambah Luar Negeri dan Berbagai Daerah, Begini Sejarah Warteg Bahari yang Legendaris

BACA JUGA: Gak Sampai Rp10 Ribu, Ini 5 Menu Warteg Paling Enak Ini Jadi Favorit Anak Kos

Sejarah warteg di Tegal

Asal mula Warteg erat kaitannya dengan sistem tanam paksa yang dijalankan William Daendels. Kala itu para kuli bujang dari Cirebon dan sekitarnya sering menyantap nasi dengan lauk sambal dan tempe orek atau ikan asin disebut dengan nama nasi jamblang. Orang Tegal dan sekitarnya menyebut sajian ini sebagai nasi ponggol.

Pada perkembangan selanjutnya setelah Indonesia merdeka, banyak orang Tegal yang hijrah ke Jakarta untuk mencari peruntungan. Kebanyakan dari mereka membuka warung makan dengan berbagai lauk yang kini disebut sebagai Warteg.

Sedangkan kala itu Presiden Soekarno memang berupaya mempercepat pembangunan Ibu Kota. Momen ini lalu dimanfaatkan oleh warga Tegal untuk mengadu nasib di Jakarta yang saat itu kebanyakan bekerja sebagai buruh bangunan di lokasi proyek. Usaha buka warteg ini biasanya dilakukan para istri mereka.

BACA JUGA: Kenapa Warteg Selalu Punyai Dua Pintu Depan? Ini Mitos yang Jarang Diketahui Warga Tegal Sekali pun

BACA JUGA: Asal-usul Warung Tegal atau Warteg, Sejarah Kemunculannya yang Legendaris

Seiring waktu, karena kepopulerannya, dibangunlah warung-warung kecil dengan ukuran 3×3 dengan menu ponggong di sekitar lokasi proyek pembangunan. Namun ternyata kuliner ini juga disukai warga Jakarta, baik dari segi rasa dan harga. Akhirnya merambahlah warteg ke pemukiman di awal tahun 1990-an dengan menu yang lebih beragam, tak hanya nasi tahu tempe saja.

Sumber: