Sejarah Sarung Goyor Pemalang, dari Tahun 1822 sampai 2024 Masih Tetap Eksis

Sejarah Sarung Goyor Pemalang, dari Tahun 1822 sampai 2024 Masih Tetap Eksis

TENUN - Sejarah sarung Goyor Pemalang ini merupakan salah satu produk tenun yang memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi.-(dok. istimewa)-

PEMALANG, radartegal.id - Sejarah sarung Goyor Pemalang. Sarung Goyor adalah produk kerajinan tenun khas dari Wanerejan, Pemalang, yang telah dikenal sejak tahun 1822. Pertama kali ditemukan oleh seseorang bernama Brojol, sarung ini telah mengalami banyak perkembangan hingga saat ini. 

Sejarah sarung Goyor Pemalang pada tahun 1965, masyarakat Wanarejan mendirikan sebuah koperasi bernama Doktet, yang merupakan gabungan pertenunan di Pemalang, untuk mengelola produksi sarung ini. 

Namun, baru pada tahun 1970-an sarung ini mulai dikenal luas dengan nama Sarung Goyor. Pada awalnya, sarung ini dikenal sebagai sarung palekat atau sarung kembang. 

Transformasi nama dan popularitasnya terjadi secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada tahun 1980-an. Dengan semakin meningkatnya permintaan, produksi Sarung Goyor menjadi salah satu sektor ekonomi yang penting bagi masyarakat Wanarejan. 

Menurut penjelasan dari channel youtube LENTERA TV setiap proses pembuatan satu kain sarung dapat melibatkan hingga 19 orang pekerja, dengan 19 tahapan proses yang berbeda.

BACA JUGA: 4 Tempat Nongkrong Hits Gen Z di Pemalang, Pas Banget Buat Me Time

BACA JUGA: Paling Hits! Ini 5 Rekomendasi Tempat Nongkrong di Pemalang, Viewnya Aesthetic

Proses Pembuatan Sarung Goyor

Proses pembuatan Sarung Goyor dimulai dari pemilihan benang putih yang kemudian dicelup ke dalam pewarna dan dijemur. Setelah itu, benang tersebut melalui proses keteng (penggulungan benang). Selanjutnya, benang ini diikat dan ditenun. 

Proses pewarnaan melibatkan beberapa tahapan di mana benang dicelup dan diikat sesuai pola yang diinginkan sebelum akhirnya dijemur lagi. Setelah proses penenunan selesai, kain sarung dijahit, dicuci, dan dikemas sebelum siap dijual.

Mutu dan kualitas adalah hal yang sangat diutamakan oleh para pengrajin di Wanarejan. Mereka menjaga agar setiap sarung yang dihasilkan memiliki standar kualitas tinggi, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk serupa dari luar daerah. 

Warna Sarung Goyor dikenal awet dan tidak mudah pudar, bahkan setelah dua tahun penggunaan, sementara produk dari luar Pemalang seringkali cepat memudar.

BACA JUGA: Misteri Kota Gaib Sigeseng Pemalang, Jejak Legenda yang Menyisakan Banyak Tanya

Sumber: