Mitos Penunggu Puncak Gunung Merapi yang Dipercaya Warga Sekitar, Sosoknya Diyakini Nyata Adanya

BACA JUGA: Mitos Gunung Tampomas Banjarnegara, Kutukan 2 Cinta Sejoli yang Tidak Direstui

Kisah Kiai Sapu Jagat dan Empu Pembuat Keris

Folklore masyarakat Jawa mengenal sosok Kiai Sapu Jagat atau Eyang Merapi, yang diyakini sebagai penjaga gunung. Beliau digambarkan sebagai sosok bijaksana yang menjaga kelestarian Gunung Merapi.

Sosok Mbah Petruk, salah satu Punokawan dalam pewayangan Jawa, pun tak luput dari cerita penunggu Gunung Merapi. Mbah Petruk dipercaya sebagai penjaga gunung dan pembimbing para pendaki.

Legenda Empu Permadi dan Empu Rama juga mewarnai mitos Gunung Merapi. Konon, gunung ini menjadi tempat tinggal dua empu pembuat keris sakti.

Para empu memberikan izin kepada para dewa untuk memindahkan gunung jika keris yang mereka buat sudah selesai. Namun, para dewa tak sabar dan memindahkan gunung beserta keris yang masih setengah jadi ke tengah-tengah Pulau Jawa.

Tungku perapian para empu pun berubah menjadi kaldera yang terus-menerus mengeluarkan api dan lahar, sehingga gunung tersebut disebut sebagai Gunung Merapi.

BACA JUGA: Akankah Pulau Jawa Benar-benar Terbelah Menjadi Dua? Begini Ramalan Jayabaya soal Mitos Gunung Slamet

Mbah Maridjan: Penjaga Merapi yang Dikenal Dunia

Mbah Maridjan, sosok penjaga Gunung Merapi yang terkenal, tak bisa dipisahkan dari mitos dan legenda gunung ini. Beliau diangkat sebagai Penjaga Merapi pada tahun 1982, menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia.

Mbah Maridjan dikenal dengan kearifan lokalnya dalam memahami alam dan tanda-tanda gunung berapi. Kepergiannya pada erupsi Gunung Merapi tahun 2010 meninggalkan duka mendalam, namun kearifan dan dedikasinya akan selalu dikenang.

Mitos penunggu puncak Gunung Merapi tak hanya menarik untuk disimak, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang patut dilestarikan. Memahami mitos-mitos ini dapat membantu kita untuk lebih menghargai dan menghormati alam, serta menjaga kelestarian Gunung Merapi sebagai warisan budaya dan alam yang tak ternilai.

Sumber: youtube @jejak prasejarah