Mengenal Tradisi Nyadran, Kearifan Lokal Turun Temurun yang Masih Lestari sampai Sekarang

Mengenal Tradisi Nyadran, Kearifan Lokal Turun Temurun yang Masih Lestari sampai Sekarang

--

RADAR TEGAR - Apa kalian tau tradisi nyadran? Pengertian Nyadran yaitu tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, yang umumnya dilakukan di daerah pedesaan.

Sebagian kalangan masyarakat memiliki kepercayaan bahwa membersihkan makam, bagian dari cara membersihkan diri menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi Nyadran sendiri sudah berlangsung secara turun temurun.

Lantas, kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenal tradisi nyadran yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. So, kamu penasaran? yuk simak artikel sampai tamat ya!

Tradisi Nyadran ternyata telah berlangsung sejak zaman Hindu-Buddha lho gaes. Bahkan sebelum Islam masuk dan berkembang di Indonesia.

BACA JUGA: Tradisi Perang Centong Mewarnai Sejarah Penyebaran Islam di Kampung Jalawastu

Sejarah tradisi nyadran

Kebiasaan berkunjung ke makam ini sudah ada sejak abad ke-15 yang di bawa oleh Walisongo. Walisongo telah menggabungkan tradisi tersebut dengan jalur dakwah, agar penyebaran agama Islam dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat sekitar.

Tradisi ini merupakan usaha dari Walisongo untuk meluruskan kepercayaan yang ada pada masyarakat Jawa pada saat itu, tentang pemujaan roh yang dinilai musyrik.

Agar tradisi Jawa ini tidak hilang, Walisongo tidak menghapuskan adat tersebut, melainkan meluruskan dan mengisinya dengan ajaran Islam, yaitu dengan pembacaan ayat Al-Quran, tahlil, dan doa bersama.

Makna di balik tradisi turun temurun

Diketahui bahwa makna tradisi Nyadran merupakan sebagai pengingat untuk mereka yang masih diberi kesempatan untuk menghirup udara segar. Bahkan, banyak yang menganggap Nyadran sebagai bakti dan mengenang leluhur yang telah pergi mendahului kita.

BACA JUGA: 6 Ciri Khas Kota Tegal yang Tidak Ditemui di Daerah Lain, Salah Satunya Istilah Jepangnya Indonesia

Zaman dahulu, Nyadran masih kental dengan tradisi Jawa, namun di zaman sekarang Nyadran telah banyak mendapat pengaruh Islam. Tradisi Nyadran saat ini telah diwarnai pembacaan ayat suci Al-Quran, doa-doa, dzikir, maupun tahlil. 

Lebih dari itu, Nyadran juga mengandung makna sebagai pengingat kepada manusia bahwa selama hidup dan bersamaan dengan menunggu waktu kematian tiba.

Sumber: