Mengenal Tradisi Nyadran, Kearifan Lokal Turun Temurun yang Masih Lestari sampai Sekarang

Mengenal Tradisi Nyadran, Kearifan Lokal Turun Temurun yang Masih Lestari sampai Sekarang

--

Umumnya masyarakat akan menyembelih hewan ternak seperti kambing dan ayam. Daging tersebut akan dimasak dan nantinya dibagikan kepada masyarakat atau dihidangkan saat makan bersama.

6. Kenduri

Jenis tradisi nyadran yang terakhir yaitu Kenduri yang diselenggarakan di setiap masyarakat berbeda-beda, bisa ada ataupun tidak. Perayaan saat nyadran biasanya diisi dengan kegiatan kebudayaan atau keagamaan, seperti pelantunan sholawat dan pertunjukkan wayang kulit.

Waktu pelaksanaan 

Nyadran biasanya dilakukan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya'ban. Kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:

  • Melaksanakan kenduri, dengan pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, dan doa, kemudian di tutup dengan acara makan bersama.
  • Melakukan besik, yaitu pembersihan makam dari kotoran dan rerumputan.
  • Melakukan ziarah kubur, dengan mendoakan keluarga atau sanak kerabat yang telah meninggal di area pemakaman.

Dalam ziarah kubur pada tradisi nyadran, biasanya peziarah akan membawa bunga, terutama bunga telasih. Bunga telasih di lambangkan sebagai bentuk hubungan antara peziarah dengan leluhur yang sudah meninggal.

BACA JUGA: 6 Fakta Tradisi Unik Lebaran yang Hanya Ada di Indonesia, Sudah Turun Temurun Sejak Nenek Moyang

Kesimpulan

Itulah ulasan tentang mengenal tradisi nyadran yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang harus kamu tau sebagai bentuk melestarikan budaya Indonesia. Semoga bermanfaat. (*)

Sumber: