Kampung Janda Musiman di Jawa Tengah Ternyata Ada, Punya Banyak Rumah Mewah 2 Lantai

Kampung Janda Musiman di Jawa Tengah Ternyata Ada, Punya Banyak Rumah Mewah 2 Lantai

Ilustrasi. Kampung janda musiman yang ada di Jawa tengah--

RADAR TEGAL- Kampung janda musiman di Jawa Tengah ternyata ada loh. Lokasi tepatnya ada di Desa Sumampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.

 

Kampung janda musiman ini berada di wilayah perbukitan, tepatnya sekitar 30 kilometer sebelah timur laut Kota Purbalingga. Hal paling menarik, saat berkunjung ke sana akan disuguhi rumah mewah dua lantai.

 

Hal itu disebabkan para lelaki sukses merantau ke luar daerah. Sehingga kampung janda musiman ini dihuni kebanyakan perempuan yang ditinggal suaminya untuk merantau.

 

Menurut data yang diambil dari pemerintah desa setempat, penduduk yang ada di kampung janda musiman atau Desa Sumampir tercatat sekitar 9.854 jiwa. Sementara untuk warga yang merantau sekitar 40 persenan.

 

BACA JUGA:Kampung Unik di Tegal dengan Deretan Rumah-rumah Mewah dan Megah, Ternyata Ini Pekerjaan Warganya

 

“Laki- lakinya ada 5.121 dan perempuan 4.733. Dahulu waktu ada pandemi Covid-19 kita data yang pulang ada sekitar 1.500 an. Jumlahnya fluktuatif karena ada yang colong- colongan juga pulangnya. Jadi bisa diperkirakan jumlah perantaunya segitu.” ucap Ivana, warga setempat.

 

Lebih lanjut, Ivana juga menuturkan jika tren warga lelaki yang merantau sudah lama terjadi dan diperkirakan sebelum tahun 1980-an. Untuk asal mula asal nama kampung janda musiman berawal dari ada orang kreatif yang membuat film di desa tersebut.

 

“Sebenarnya tidak salah sih karena memang di sini kebanyakan wanita. Karena, kalau dari desa kita mengundang aktivitas masyarakat di luar bulan-bulan yang mereka sedang merantau susah sekali. Jadi nama populernya kampung janda musiman,” kata Ivana selaku kaur perencanaan Desa Sumampir.

 

Alasan Kenapa Warga Lelaki Banyak yang Menjadi Perantau 

 

Awal mulanya mayoritas warga Desa Sumampir mata pencahariannya sebagai petani. Akan tetapi mereka tidak bisa menggarap lahannya dikarenakan kesulitan air.

BACA JUGA:Tak Mungkin Dibangun sampai Kapan pun, Berikut 7 Fakta di Balik Penolakan Pembangunan Jembatan Jawa Bali

“Sejak lahan pertanian tidak semakmur dahulu. Trennya sekarang kan kalau seumuran bapak saya sih masih bisa bertani, tapi kalau generasi bawahnya kan sudah malas bertani. Jadi mindset-nya mereka berangkat merantau,” tutur Ivana.

 

Para perantau kebanyakan berdagang membawa produk asli khas Desa Sumampir yakni kelambu industri rumahan. Namun ada juga yang mengambil dari beberapa pabrik besar seperti tikar seiring berjalannya waktu.

 

“Pedagang ini yang merantau mengambil untungnya 300 persen, karena kan tidak mungkin udah jauh-jauh merantau tapi cuma untung sedikit. Tapi modalnya harus besar juga,” ucap Ivana.

 

Kebanyakan lelaki di sana awal mulai merantau ke Sumatera khususnya Provinsi Lampung. Namun saat ini warga kampung janda musiman sudah menyebar dari bagian barat hingga timur Indonesia.

BACA JUGA:Legenda Sungai Serayu yang Mengaliri 5 Kabupaten di Jawa Tengah, Dipercaya Terbuat dari Air Pipis Bima

Di samping itu, menurut Ivana menyebut tren pergeseran baru berubah ke wilayah timur dalam lima tahun terakhir.

 

“Sekarang trennya malah ke timur, seperti Bali, Lombok, NTT. Target mereka itu mereka bisa berhasil berdagang di sana. Dagangannya macam- macam, sekarang itu tikar ambil dari produsen. Jiwanya berdagang buka produksi,” imbuhnya.

 

Ivana juga menyebutkan bahwa mereka merantau tidak serta pergi dengan waktu yang lama. Dalam satu tahun bisa berangkat sampai tiga kali.

 

“Tapi kalau masih awal-awal itu perkiraan yang jelas di rumah waktu bulan puasa dan Lebaran. Di luar itu paling awal dan akhir tahun di rumah, selain itu di perantauan,” tambahnya.

BACA JUGA:Dusun Woto Wati Paling Unik di Gunungkidul, Pagi Telat dan Malam Lebih Cepat

Dengan demikian kebanyakan lelakinya merantau, warga perempuan seolah terlihat hidup sendiri. Namun di balik itu semua mereka bekerja dari rumah.

 

“Bapaknya berangkat merantau, di sini mereka perempuan tetap bekerja. Ibaratnya yang bikin kelambunya atau produksi jahit, ada juga juga yang berjualan makanan,” ucap Ivana

 

“Banyak di sini perempuan yang bergerak seolah-olah mereka jadi tulang punggung keluarga,” imbuhnya.

 

Demikian artikel mengenai kampung janda musiman di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Sumampir Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Ada yang ingin berkunjung ke sana? (*)

Sumber: