Legenda Sungai Serayu yang Mengaliri 5 Kabupaten di Jawa Tengah, Dipercaya Terbuat dari Air Pipis Bima

Legenda Sungai Serayu yang Mengaliri 5 Kabupaten di Jawa Tengah, Dipercaya Terbuat dari Air Pipis Bima

Aliran Sungai Serayu di 5 kabupaten eks Karesiden Banyumas dimanfaatkan warga sekitar sebagai salah satu destinasi wisata.--

RADAR TEGAL - Sejumlah aliran sungai yang panjang dan deras, banyak terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Salah satunya yang paling terkenal adalah Sungai Serayu.

Saking derasnya aliran Sungai Serayu ini, bahkan dimanfaatkan sebagai salah satu sumber air untuk bendungan. Seperti Bendungan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Banjarnegara dan Bendung Gerak Serayu.

Serayu adalah salah satu sungai paling ikonik di Jawa Tengah, yang mempunyai aliran sepanjang 181 kilometer. Alirannya membentang dan melintasi 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, hingga bermuara di Cilacap.

Ternyata di balik kegagahannya, Sungai Serayu ini mempunyai sejumlah mitos atau legenda yang melatarbelakangi pembentukannya. Sungai ini berhulu di Tuk Bima Lukar di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, dan berhilir di Pantai Selatan, Cilacap. 

Legenda pembentukannya

Bagi penduduk di 5 kabupaten yang terlintasi alirannya, biasa menyebutnya sebagai bengawan, Bukan tanpa alasan mereka menamainya sebagai benagawan, karean selain beraliran panjang dan deras juga mempunyai sejumlah mitos. 

Konon salah satu anggota Pandawa Lima, Bima alias Werkudoro merupakan putra Pandu Dewanata yang lahir dari rahim Dewi Kunthi Nalibrata. Bima merupakan salah seorang saudara Bayu adalah panenggak Pandawa.

Bima adalah sang senopati agung dari Negeri Amarta saat terjadi perang suci Bharatayuda di medan laga Kurukasetra. Sebagai ksatria yang berjiwa sentosa, jujur, dan keras kepala, Bima tidak mudah untuk ditundukkan setiap hasratnya.

Legenda ini dimulai saat Bima ingin mendapatkan tirta perwitasari di dasar samudera Laut Selatan, tak seorang pun mampu mengurungkan hasratnya itu. Termasuk keluarga Pandawa, Anoman (kadang Bayu), bahkan ibunya sendiri, Dewi Kunthi. 

Bima yang telah mendapatkan petunjuk dari Resi Kumbayana (Druna), dengan sepenuh keyakinan, berangkat ke Laut Selatan. Dalam cerita legenda Sungai Serayu ini tujuannya hanya satu untuk mendapatkan tirta perwitasari.

Dalam perjalanan Bima menuju Laut Selatan, langkahnya meninggalkan jejak-jejak berlubang yang kemudian menjadi sungai yang panjang, lebar, dan dalam. Sungai itulah yang kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai Bengawan Serayu.

Mitos Penamaannya

Dari berbagai cerita yang berkembang di sekitar warga dan masyarakat setempat, Serayu berasal dari dua kata bahasa Jawa. Yakni sira (Anda) atau sirah (kepala) dan ayu (cantik).

Sehingga nama Serayu memiliki makna ‘Anda yang berparas cantik’ atau ‘kepala dengan wajah yang cantik’. Konon cerita yang melatarbelakangi penamaannya ada dua versi.

Sumber: