Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, IBN Gelar Pelatihan Dukungan Psikososial
Sejumlah peserta saat mengikuti Pelatihan Dukungan Psikososial Bagi Perempuan dan Anak Dalam Situasi Darurat Intoleransi dan Radikalisme, di Aula Lantai 2 Kampus IBN.-Yeri Noveli-
“Perempuan harus memiliki asupan literasi kesetaraan gender dan akses yang adil, baik dalam ekonomi, politik, budaya dan lainnya," kata Zaki menjelaskan.
Dengan demikian, kualitas perempuan akan semakin naik dan bernilai tinggi serta tidak dikucilkan.
BACA JUGA:Daftar DC Pinjol Area Tegal dan Sekitarnya, Waspada Penipuan hingga Kekerasan
Di sisi lain, Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa intoleransi dimulai dari prasangka atas eksistensi pihak lain.
“Prasangka jangan dibiarkan menjadi pola pikir yang stigmatif dan mengoyak persatuan dan kesatuan. Ini yang mengakibatkan intoleransi," kata Yusuf menegaskan.
Yusuf tak menampik bahwa perempuan dan anak kerap menjadi korban ditengarai oleh posisinya yang rentan.
Biasanya, posisi rentan ini disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Faktor-faktor tersebut dalam beberapa kasus juga semakin membuka peluang perempuan dan anak terpapar intoleransi, ekstremisme dan radikalisme.
BACA JUGA:Marak Aksi Kekerasan Terhadap Anak, Polisi Pekalongan Blusukan Door to Door Beri Penyuluhan warga
"Karena itulah, upaya pencegahan harus dilakukan sejak awal," kata Yusuf menyarankan.
Saat memberikan pelatihan, Yusuf juga melakukan brain storming kepada peserta terkait bagaimana metode pencegahan dan penanganan jika perempuan menjadi korban kekerasan atau radikalisme di sekitarnya.
Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan berdiskusi. Yusuf berharap, seluruh peserta dapat berperan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara, kegiatan pelatihan ini dihadiri Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP3M) IBN Tegal.
BACA JUGA:WOW! Dalam 6 Bulan, 18 Kasus Kekerasan Menimpa 12 Anak dan 6 Perempuan di Brebes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: