Mitos Seputar Gunung Maras di Bangka, Kalau Mau Mendaki Tidak Boleh Buang Tulang Ayam

Mitos Seputar Gunung Maras di Bangka, Kalau Mau Mendaki Tidak Boleh Buang Tulang Ayam

Ilustrasi. Mitos dan larangan Gunung Maras di Bangka-Pexels/Dio Hasbi Saniskoro-

RADAR TEGAL – Gunung Maras di Bangka memiliki mitos tertentu, khususnya untuk para pendaki yang ingin melakukan pendakian ke tempat ini. Sebab, seringkali ada pendaki hilang misterius di gunung ini dan hal itu dikaitkan dengan hal mistis.

Sejumlah mitos mistis Gunung Maras di Bangka ini sudah dipercaya masyarakat dan mau tidak mau harus diikuti oleh pendaki luar. Sebab, masyarakat percaya jika ada yang melanggar maka akan ada nasib sial akan datang dan dialami orang tersebut.

Selengkapnya, berikut sejumlah mitos seputar Gunung Maras di Bangka beserta larangan yang harus dipatuhi oleh para pendaki. Pembahasan pada artikel ini radartegal.disway.id rangkum dari berbagai sumber.

Gunung Maras

Jika ada wisatawan yang ingin mendaki di gunung ini, tidak akan dipungut biaya apapun, namun harus mengikuti seluruh peraturan yang sudah ditetapkan.

BACA JUGA : Menyeramkan, Ini 5 Mitos Bunga Kanthil yang Berbau Mistis

Gunung Maras di Bangka ini sangat menarik untuk wisatawan kunjungi, utamanya jika di musim penghujan. Sebab, saat itu pemandangan alam akan terasa jauh lebih segar.

Gunung ini terletak tepatnya di Desa Rambang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Penting untuk memiliki kekuatan fisik untuk mendaki Gunung Maras, sebab jalannya bebatuan dan ada sejumlah pohon yang tumbang.

Mitos Gunung Maras dan pantangannya

Para pendaki tidak boleh melanggar larangan adat dan umum ketika mendatangi Gunung Maras.

Adapun larangan umumnya seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan, merusak pepohonan atau area gunung, membawa alkohol, hingga dilarang membawa senjata tajam.

Sementara itu, larangan adat yang diberlakukan di Gunung Maras Bangka ini, yaitu tidak boleh bersiul, tidak boleh membawa makanan tertentu seperti telur hewan, pisang, ketan, maupun yang biasa digunakan untuk sesajen.

Tidak boleh juga memainkan gitar sambil menggendong panci, serta untuk para perempuan tidak boleh mendaki saat sedang haid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: