5 Mitos Anjing dalam Masyarakat Jawa Kuno, Sebab Munculnya Legenda Candi Asu Sengi
Mitos Anjing dalam Masyarakat Jawa Kuno Awali Kisah Legenda Pembuatan Candi Asu Sengi--
2. Alat dewata untuk meleburkan jenazah
Dalam semesta Jawa Kuno, anjing juga menjadi tunggangan Bhairawa, salah satu aspek tertinggi Siwa yang dipuja oleh penganut tantra, misalnya Raja Kertanegara dari Singhasari, yang merintis penyatuan Nusantara.
Serat Calon Arang (1540 M) juga bercerita bahwa jenazah di kuburan, yang tidak sempat diurai dengan api, dimakan oleh anjing liar.
Bisa jadi Serat Calon Arang, yang merupakan personifikasi ajaran tantra, hendak menyampaikan bahwa anjing liar, mewakili alam, mengambil peran Dewa Siwa sebagai pelebur, untuk mengurai jenazah yang tak terurus.
3. Hewan peliharaan
Tidak hanya menjadi alat dewata, anjing juga menjadi hewan peliharaan masyarakat Jawa Kuno. Ini bisa dilihat pada relief-relief satwa seperti di Candi Penataran.
4. Sumber makanan yang hina
Agaknya anjing dipelihara bukan hanya sebagai pengiring dan penjaga, melainkan juga sebagai salah satu sumber protein hewani.
Mpu Prapanca dalam Kakawin Negarakertagama, mencatat adanya hidangan dari daging anjing, tapi yang mengonsumsinya hanya rakyat yang tidak berpantang.
Karena mayoritas orang Majapahit percaya bahwa makan daging anjing dapat menyebabkan hinaan musuh dan mati tercela.
BACA JUGA:Candi di Magelang Ini Diberi Nama Candi Asu Sengi, Padahal yang Ditemukan Arca Lembu Nandhi
5. Tukang selingkuh di Candi Asu Sengi
Pandangan tentang anjing pun menjadi semakin kompleks, karena dalam konteks berbeda, masyarakat Jawa Kuno memandangnya negatif.
Dalam bahasa Jawa Kuno, nama asu yang berarti 'anjing' berasal dari kata aso dan aswa, serta kata turunannya, yakni angasu, berarti 'keji dan rendah seperti anjing'. Hal ini dapat ditemukan dalam Kidung Harsawijaya.
Namun, kemungkinan, anjing yang dipandang rendah adalah anjing liar, bukan anjing peliharaan, sebagaimana diceritakan dalam Serat Calon Arang bahwa anjing-anjing liar memakan mayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube asisi channel