Candi di Magelang Ini Diberi Nama Candi Asu Sengi, Padahal yang Ditemukan Arca Lembu Nandhi

Candi di Magelang Ini Diberi Nama Candi Asu Sengi, Padahal yang Ditemukan Arca  Lembu Nandhi

Candi Asu Sengi di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, merupakan candi bersejarah peninggalan masa Mataram Kuno.--

RADAR TEGAL - Di Dusun Candi Pos Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang terdapat sebuah candi unik. Candi tersebut diberi nama Candi Asu Sengi.

Sekilas ada yang tak biasa pada penamaan bangunan bersejarah yang diprediksi merupakan bangunan peninggalan zaman mataram Kuno dari Dinasti Sanjaya (Hindu Mataram). 

Candi ini terletak di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di tepian Sungai Tlingsing Pabelan. Atau sekitar 25 km sebelah timur laut Candi Borobudur. 

Konon Candi Asu Sengi ini dibangun pada abad ke-9, saat Mataram Kuno dipimpinoleh Raja Dyah Lokapala atau Rakai Kayuwangi. Nama Candi Asu Sengi ini sering menimbulkan pertanyaan.

Alasannya karena dalam bahasa Jawa, kata asu berarti anjing yang kadang-kadang digunakan sebagai ungkapan yang kurang baik dan kasar. lantas bagaimana fakta yang sebenarnya?

Candi Asu Sengi berasal dari masyarakat 

Dari berbagai sumber menyebutkan penamaan Candi Asu Sengi ternyata memang diberikan oleh warga masyarakat yang tinggal sekitar saat, sebagai pihak yang kai pertama menemukannya.

Bukan dari informasi prasasti ataupun petunjuk lainnya. Warga menamainnya Candi Asu Sengi, karena mendapatin arca Lembu Nandhi saat kali pertama menemukan bangunan bersejarah tersebut.

Namn, arca Lembu Nandhi itu sudah rusak bentuknya, dan lebih mirip dengan asu (anjing, Red.). Sedangkan Sengi adalah nama desa tempat candi tersebut ditemukan. 

Sementara itu kata Sengi berasal dari kata serai wangi atau pohon serai. Saat ini di pinggir jalan Desa Sengi banyak ditumbuhi pohon serai yang merupakan simbol atau identitas Desa Sengi.

Tempat pemujaan suci raja

Pendirian Candi Asu Sengi dapat diketahui dari prasasti-prasasti yang ditemukan di sekitar candi. Antara lain prasasti Sri Manggala II, Kurambitan I, dan Kurambitan II.

Ketiga prasasti tersebut menyebutkan keberadaan Dharmma di Salingsingan. Prasasti lain yang menyebutkan tentang Dharmma di Salingsingan yaitu Prasasti Salingsingan yang berumur 802 Saka atau 880 Masehi. 

Pada tahun 880, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. Para ahli mengungkapkan Candi Asu dibangun pada abad ke-9, saat Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala berkuasa.

Sumber: