3 Misteri Situs Ratu Boko, Perang Bertuah antara Medang dan Walaing

3 Misteri Situs Ratu Boko, Perang Bertuah antara Medang dan Walaing

Pertahanan Mpu Kumbhayoni di Situs Ratu Boko Tidak Mudah Ditembus karena Telah Menegakkan Lingga yang Magis di Perbukitan Boko setelah Menghancurkan Stupa dan Prasasti Bercorak Buddha--

RADAR TEGAL - Situs Ratu Boko menjadi saksi peristiwa tumpahnya darah di perbukitan Boko. Perang tersebut terjadi antara Dyah Lokapala di pihak Medang dan Mpu Kumbhayoni di pihak Walaing. 

Insiden yang dikenal dengan Geger Walaing ini terjadi pasca turunnya Rakai Pikatan dari tahta Medang untuk bertapa. Mpu Kumbhayoni yang ingin merebut tahta segera didesak Dyah Lokapala, hingga ia berakhir di Situs Ratu Boko

BACA JUGA:3 Mitos Candi Sukuh, Konon sebagai Ruwatan Majapahit Pasca Perang Paregreg

Mpu Kumbhayoni pun menguasai Situs Ratu Boko serta beberapa wilayah di sekitarnya, yang disebut sebagai Walaing. Ia pun menancapkan berbagai corak Siwa yang magis di wilayah taklukkannya sehingga pertahanannya tak mudah ditembus.

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu situs bersejarah yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 misteri Situs Ratu Boko.

BACA JUGA:2 Mitos Awatara Wisnu di Candi Penataran, Konon Arcanya Jadi Penangkal Musibah

3 Misteri Situs Ratu Boko

1. Penegakan lingga Siwa menghambat gerakan pasukan Medang

Pasca didesak Dyah Lokapala pada 856 M, menurut arkeolog Agus Aris Munandar, Mpu Kumbhayoni diduga melakukan beberapa aksi yang berunsur magis atau bertuah. 

Stupa megah Dawangsari, sebagai pusat Abhayagiri, diluluhlantakkan. Begitu juga dengan stupa Candi Abang yang sangat mirip dengan stupa Abhayagiri Wihara di Srilanka dihancurkan.

Parahnya, kerusakan Candi Banyunibo pun patut dicurigai akibat insiden Geger Walaing ini. Bahkan, prasasti Abhayagiri Wihara pun dipecah menjadi lima bagian.

Mpu Kumbhayoni lalu menegakkan lingga-lingga pemujaan Siwa, diduga hanya 100 meter dari reruntuhan stupa Dawangsari, yakni lokasi Candi Barong saat ini.

Tindakannya seolah-olah memahkotai perbukitan Boko dengan lingga. Hal ini diduga untuk mendapat kekuatan magis dari Dewa Siwa demi mengalahkan Dyah Lokapala.

Jika benar, taktik itu sepertinya efektif, karena Dyah Lokapala yang saat itu telah bertahta, tak kunjung mampu menembus benteng Ratu Boko, gerbang terluar pertahanan Mpu Kumbhayoni. 

Sumber: youtube asisi channel