Mitos di Studio Lokananta yang Kerap Terdengar Suara Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo saat Tengah Malam

Mitos di Studio Lokananta yang Kerap Terdengar Suara Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo saat Tengah Malam

Mitos studio Lokananta Solo-Tangkapan layar YouTube/ipm-

RADAR TEGAL – Studio Lokananta memiliki mitos mistis yang konon berhubungan dengan gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo. Studio rekaman pertama di Indonesia ini menyimpan beragam peninggalan bersejarah, khususnya bidang musik.

Mitos yang menyelimuti Studi Lokananta ini juga sudah masyarakat percaya sejak awal pembangunannya di Solo, Jawa tengah yang menjadikan ia studio rekaman musik legendaris. Kini, studio ini sudah berusia lebih dari 60 tahun.

Kali ini mari kita bahas tentang mitos dan informasi Studio Lokananta yang sangat terkenal satu ini. Tempat yang digunakan sebagai tempat aransemen musik selama sekian puluh tahun lamanya.

Studio rekaman Lokananta

Studio rekaman ini tepatnya berada di Jalan Ahmad Yani, Nomor 387, Solo, Jawa Tengah. Sudah banyak musisi legendaris Indonesia yang pernah membuat karyanya di studio ini.

Beberapa diantaranya seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, Waldjinah, Gesang, dan Sam Saimun pada masanya.

BACA JUGA : 3 Fakta Misteri Sungai Bengawan Solo, Konon di Huni Setan Merah dan Selalu Meminta Tumbal

Studio Lokananta juga menyimpan seperangkat alat musik yang usianya diperkirakan sudah ratusan tahun. Alat-alat musik tersebut dulunya digunakan untuk mengiringi karawitan. Namun, kini sudah tidak pernah dimainkan lagi.

Mitos di studio Lokananta Solo

Berdasarkan dari cerita masyarakat setempat secara turun temurun, gamelan tua tersebut seringkali berbunyi di tengah malam meski tidak ada penabuhnya.

Gamelan tersebut bernama Kyai Sri Kuncoro Mulyo yang dibuat saat jaman Pangeran Diponegoro serta merupakan kepunyaan Raden Moelyosoepobro.

Dulunya gamelan tersebut seringkali dimainkan para empu karawitan pada waktu tertentu, sesuai dengan weton yang dipilih.

Adapun nada dasar dari gamelan ini yang digunakan mereka, yaitu bernama Rancakan Lestari Gagrak Mataraman. Nada ini sudah disesuaikan dengan gaya Surakarta, yaitu bernama nada tumbuk enem.

BACA JUGA : Mitos Umbul Senjoyo yang Konon Sumber Mata Airnya Disumbat dengan Kumis Jaka Tingkir

Sumber: