Mitos Petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon, Para Santrinnya Jadi Monyet dan Jumlahnya Tetap 99 sampai Sekarang

Mitos Petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon, Para Santrinnya Jadi Monyet dan Jumlahnya Tetap 99 sampai Sekarang

Mitos petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon menjadi salah satu bukti penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.-foto: radar cirebon-

RADAR TEGAL – Sunan Kalijaga merupakan sunan yang paling terkenal dibandingkan delapan sunan lainnya dari sembilan Wali Songo. Tidaklah mengherankan jika banyak cerita dan mitos tentang Sunan Kalijaga, ketimbang sunan lainnya.

Berbagai cerita dan mitos tentang Sunan Kalijaga tersebut sudah banyak terdengar dan diceritakan secara turun temurun. Apalagi Sunan Kalijaga termasuk wali yang paling massif menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. 

Konon, Sunan Kalijaga mempunyai sebilah keris yang dikenal sangat sakti yaitu Keris Carubuk, dan berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.Selain Keris Kiai Sengkelat dan Keris Kiai Nogososro, Keris Carubuk juga merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Tidak hanya Keris Carubuk yang legendaris, petilasan Sunan Kalijaga di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, Jawa Barat, juga sarat mitos. Meski begitu banyak kisah dan pelajaran yang bisa dijadikan hikmah dari mitos yang berkembang.

Mitos petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon

Kisah dikutuknya para santri menjadi monyet di petilasan Sunan Kalijaga di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, masih dipercaya hingga saat ini. Tetapi apakah benar Sunan Kalijaga mengutuk secara langsung santri-santrinya?

Lantas apa yang membuat Sunan Kalijaga murka, sehingga melakukan hal tersebut. Apalagi tak sedikit yang beranggapan bahwa Sunan Kalijaga adalah manusia biasa, kenapa bisa satu dari sembilan wali songo itu mengutuk para santrinya.

Kisah yang berkembang di masyarakat sekitar, ketika itu para santri tengah memancing ikan di Sungai Cawang kawasan petilasan. Padahal saat itu waktu sudah menunjukkan tengah hari dan hampir tiba saatnya melaksanakan Salat Jumat.

Tetapi Sunan Kalijaga melihat jumlah para santrinya berkurang, lalu dia pun kembali mengecek santri-santrinya yang ada di tepi sungai. Ternyata Sunan Kalijaga menemukan para santrinya yang masih asik mencari ikan, dan dari sinilah mitos petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon itu berawal.

Sunan Kalijaga kembali mengingatkan para santrinya untuk segera naik, karena panggilan Salat Jumat hampir tiba. Namun yang terjadi, para santri tetap sibuk mencari-cari ikan dan mengabaikan perintah Sunan Kalijaga.

Tiba-tiba santrinya berubah memiliki ekor

Konon melihat santri-santrinya masih tetap seperti itu, Sunan Kalijaga hanya bisa menggerutu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Namun sang Sunan hanya berkata dalam hati, jika santri-santrinya susah diatur seperti binatang. 

Ternyata begitu keluar dari sungai, santri-santrinya langsung berubah dan memiliki ekor panjang. Warga sekitar petilasan percaya, walaupun para wali adalah manusia biasa tapi tingkatannya lain dan doanya diijabah Allah SWT. 

Meski begitu warga juga mempercayai bahwa anggapan tersebut sangat keliru, jika kutukan para santri menjadi monyet akibat ucapan langsung Sunan Kalijaga. Tetapi berubahnya para santri menjadi monyet yang menjadi mitos petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon itu, karena izin Allah SWT.

Sumber: