2 Tujuan Keberadaan Hantu Jawa Kuno dalam Demonologi Nusantara

2 Tujuan Keberadaan Hantu Jawa Kuno dalam Demonologi Nusantara

Ilustrasi Hantu sebagai Ketakutan akan Kemalangan Wabah Penyakit--jernih.co

Seiring dengan memudarnya pengaruh Majapahit, fungsi hantu pun berevolusi menjadi personifikasi dari mala atau kondisi kotor, tercemar, dan penuh dosa.

Kakawin Sena ditulis sekitar abad 16 - 18 M. Sebagaimana naskah-naskah dari masa akhir Majapahit, mengusung tema ruwat, yakni usaha membersihkan noda atau dosa agar menjadi suci kembali.

Kidung Sudamala juga menceritakan perjuangan Sadewa, si bungsu Pandawa, mematahkan kutukan Bathari Durga. Sementara itu, Serat Calon Arang menceritakan tentang wabah teluh yang disebarkan oleh pemuja Bathari Durga. 

BACA JUGA:Se-Epic Doctor Strange, Inilah 6 Tokoh Sakti Mitos Jawa bagai Penyihir

Dari situlah, masyarakat Jawa Kuno juga menggunakan konsep perhantuan untuk menjelaskan berbagai kemalangan yang sulit dipahaminya, seperti penyakit, wabah, dan bencana. 

Dalam pandangan ini, keseimbangan kosmos tak dapat dipertahankan lagi dan hantu harus dicerahkan atau diruwat menjadi bidadara-bidadari lagi agar kehidupan menjadi lebih baik.

Beberapa hantu Jawa Kuno masih muncul dalam pertunjukan wayang setanan. Bathari Durga masih dikenal sebagai ratu di kerajaan hantu Setra Gendamayit, sedangkan tangan kanannya Kalika kini digantikan oleh Jaramaya-Jurungmaya.

Demikian, informasi mengenai tujuan keberadaan hantu Jawa Kuno dalam demonologi Nusantara. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang mitos dan kisah mistis di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***

Sumber: youtube asisi channel