3 Pandangan Jawa terhadap Naga, Paling Akhir Bikin Ketar-ketir

3 Pandangan Jawa terhadap Naga, Paling Akhir Bikin Ketar-ketir

Naga Antaboga dalam Pewayangan Jawa--id.pinterest.com

RADAR TEGAL - Naga sebagai sosok mitologi di Jawa memiliki berbagai nilai filosofis dalam seni arsitektur Nusantara seperti candi dan prasasti. Semua itu berasal dari berbagai pandangan Jawa terhadap naga.

Pandangan Jawa terhadap naga ini memunculkan berbagai mitos tentang binatang mitologi tersebut. Beberapa di antaranya yang terkenal seperti kisah pengadukan samudra dan peletakan Gunung Mahameru. 

BACA JUGA:Mitologi Mahameru dan Tirta Amerta, 4 Mitos Pindahnya Himalaya ke Jawa

Bukti lain pandangan Jawa terhadap naga juga dapat dilihat melalui berbagai karya sastra lama Jawa Kuno dan Jawa Baru. Bahkan, masyarakat Jawa hingga kini seringkali mengaitkan mitos naga dengan fenomena alam seperti gempa

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 pandangan Jawa terhadap naga.

BACA JUGA:Terpahat Indah di Candi-Candi, Begini 5 Fakta Naga di Jawa Kuno

3 Pandangan Jawa terhadap naga

1. Naga sebagai jelmaan dewa

Demi mendapatkan Tirta Amerta atau air keabadian, para dewa pernah bekerja sama dengan raksasa, mengaduk samudra dengan Gunung Mandara. Tali pengikat gunung itu adalah ular naga Basuki, jelmaan Dewa Brahma.

Kisah itu terkenal dengan nama Samudramanthana, sumbernya dari Kitab Adiparwa yang membuka kisah Mahabarata. Atas dasar inilah, Yoni di candi-candi dihias dengan kepala naga, biasanya ditemani kura-kura.

Hal yang sama juga diterapkan di jaladwara atau saluran air. Misalnya, jaladwara Sirah Kencong dari lereng Gunung Kawi dan jaladwara di Petirtaan Jolotundo yang berdiri di lereng Gunung Penanggungan. 

Di zaman Majapahit, kisah ini diubah orang Jawa Kuno menjadi kisah pemindahan Gunung Mahameru ke Tanah Jawa, dalam Kitab Tantu Panggelaran. Naga yang melilit gunung bukan lagi jelmaan Dewa Brahma, melainkan Dewa Wisnu.

BACA JUGA:Takjub! 4 Mitos Air Keabadian Petirtaan Jolotundo, Terinspirasi dari Mitologi Samudramanthana

2. Naga sebagai penjaga air keabadian

Sumber: youtube asisi channel