Andalkan Tuk Monyor, 150 KK di Desa Cilibur Brebes Kesulitan Air Bersih
MEMIKUL- Warga Dukuh Ancik, Desa Cilibur memikul air dari Tuk Monyor di tengah menurunnya debit akibat kemarau. -JATENG.DISWAY.ID-
RADAR TEGAL - Andalkan sumber mata air (Tuk) Monyor untuk keperluan air bersih sehari-hari selama kemarau, 150 Kepala Keluarga (KK) di Desa Cilibur Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes kesulitan air bersih.
Tuk Monyor merupakan satu-satunya yang biasa dimanfaatkan warga. Sayangnya, kondisi debit semakin mengecil akibat tertimbun bencana longsor pada beberapa tahun lalu.
"Padahal warga sangat bergantung pada tuk (sumber mata air) Monyor, baik untuk keperluan irigasi, mencuci maupun kebutuhan konsumsi," kata Hidayat salah satu warga.
Menurutnya, saat ini mata air dalam kondisi tertimbun bebatuan. Jika sebelumnya debit air mampu dialirkan menuju pemukiman warga, akibat kerusakan tersebut air tidak lagi mengalir secara maksimal.
"Sekarang keluarnya jadi kecil, air yang keluar tertampung di cekungan yang terbentuk setelah longsor," imbuhnya.
BACA JUGA:Kabupaten Tegal Kemarau Panjang, 4 Kecamatan Kekeringan dan Kesulitan Air Bersih
Kades Cilibur Nur Rohman membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, sejak Tuk Monyor rusak akibat bencana longsor, warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih.
"Ada sekitar 150 KK yang tinggal di Dukuh Ancik, selama ini mengandalkan Tuk Monyor untuk mendapat air bersih. Kami kerap mendapat keluhan terkait kesulitan warga ini," ujarnya.
Apalagi belakangan sumur milik warga yang tinggal di Dukuh Ancik, mengering sebagai dampak dari masih berlangsungnya kemarau saat ini.
Kondisi tersebut diperparah menurunnya debit Tuk Monyor yang selama ini menjadi andalan warga dalam menghadapi kemarau.
"Debitnya mengecil, tidak bisa sampai ke rumah. Jadi terpaksa kita melepas saluran di lokasi yang masih bisa dicapai oleh air," ungkap Susanto, 44, warga setempat, Sabtu 4 Agustus 2023.
Dalam kondisi normal, warga memanfaatkan Tuk Monyor dengan menyalurkannya menggunakan pipa maupun selang menuju permukiman berjarak lebih dari satu kilometer. Namun akibat debit yang menurun, air tidak lagi bisa mencapai pemukiman warga.
"Kalau normal biasanya sampai ke rumah, meskipun sedikit tinggi letaknya. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi," keluhnya dikutip dari Jateng.disway.id.
BACA JUGA: Kemarau, Warga di Brebes Terpaksa Gunakan Air Irigasi yang Keruh: Banyak Kotoran
Sejak pagi dan menjelang sore hari, puluhan wadah yang dijadikan penampungan air tampak berjejer di pinggir jalan. Setelah wadah terisi, barulah warga membawanya ke rumah untuk dipergunakan.
"Lebih dari lima kali bolak-balik, lumayan juga kerepotan kalau seperti ini," kata Susanto. ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jateng.disway.id