Bahasa Burung Desa Kuskoy, Keunikan Komunikasi dalam Medan Terjal

Bahasa Burung Desa Kuskoy, Keunikan Komunikasi dalam Medan Terjal

Bahasa burung Desa Kuskoy-telisik id-

RADAR TEGAL    Masyarakat mengenal bahasa burung Desa Kuskoy sebagai "kuş dili" dalam bahasa Turki, yang merupakan sebuah fenomena linguistik yang menakjubkan.

Masyarakat Desa Kuskoy, di pegunungan terjal Distrik Çanakçı, Provinsi Giresun, Kawasan Laut Hitam, Turki, menggunakan bahasa burung Desa Kuskoy sebagai sebuah bentuk komunikasi unik.

Bahasa burung Desa Kuskoy menggantikan bahasa lisan biasa dengan cara bersiul (whistling) yang kompleks sehingga memungkinkan komunikasi yang efektif meskipun dalam jarak yang jauh dan di lingkungan alam yang penuh dengan gema.

Radar Tegal telah melansir informasi mengenai bahasa burung Desa Kuskoy ini dari kanal YouTube KabarPedia.

BACA JUGA:Fakta Unik Kebiasaan Romawi Kuno, Pakai Pakaian Tunik, Sakit Kulit Luka Gunakan Kotoran Babi Hutan

Bahasa burung Desa Kuskoy yang unik

Penduduk sebuah desa terpencil di Turki menarik perhatian dunia karena cara unik berkomunikasi mereka, yaitu menggunakan bahasa burung dalam kehidupan sehari-hari, di tengah gemuruh teknologi dan modernisasi.

Solusi kreatif untuk komunikasi di medan pegunungan

Masyarakat Desa Kuskoy, sekitar 1000 orang, sebagian besar berada di Distrik Çanakçı, Provinsi Giresun, menggunakan bahasa burung untuk berkomunikasi melintasi jarak jauh di medan pegunungan yang terjal dan sulit dilalui.

Jika kita perhatikan dengan seksama, suara panggilan dan jawaban dalam bahasa burung ini seolah sedang bermain-main, namun inilah cara mereka berkomunikasi dan saling mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Tradisi siul yang berusia lebih dari 400 tahun

Penduduk desa menciptakan bahasa burung Desa Kuskoy lebih dari 400 tahun lalu sebagai solusi atas letak geografis desa yang sulit mereka jangkau.

Medan yang tidak teratur dan jarak yang cukup jauh membuat komunikasi menjadi hal yang sulit bagi mereka.

Untuk itu, mereka merasa perlu menciptakan alternatif untuk berbicara dan berteriak agar komunikasi jarak jauh dapat berjalan lebih mudah.

BACA JUGA:Unik dan Menarik, Tradisi Tidur di Atas Pasir di Kampung Pasir, Madura

Siulan yang bergema hingga jarak 1 km

Terinspirasi oleh nyanyian burung, penduduk desa mulai bersiul untuk melambangkan suku kata Turki yang terbukti jauh lebih efektif dan tidak begitu mengkonsumsi energi daripada harus berteriak atau berjalan menuju orang yang ingin diajak bicara.

Masyarakat desa menggunakan bahasa burung Desa Kuskoy dalam berbagai situasi, mulai dari memberitahu tentang pengunjung, meminta bantuan, hingga membuat undangan untuk minum teh.

Mereka bahkan mampu membuat percakapan yang rumit dan panjang hanya dengan menggunakan siulan.

Keunikan bahasa burung ini adalah kemampuannya bergema hingga jarak sejauh 1 km. Jika seseorang ingin menyampaikan pesan dengan siulan pada tetangga yang cukup jauh, maka tetangga yang lain akan meneruskan siulan tersebut hingga pesan tersebut mencapai tujuannya.

Meskipun bahasa burung menjadi identitas unik Desa Kuskoy, penduduknya tetap menghargai bahasa ibu mereka, yaitu bahasa Turki. Dalam komunikasi jarak dekat, mereka tetap berbicara dalam bahasa Turki.

Bahasa burung Desa Kuskoy hanyalah bahasa alternatif yang mereka ciptakan untuk menyiasati medan yang sulit.

Ancaman teknologi dan pelestarian

Sayangnya, perkembangan teknologi telah merambah ke desa ini dan banyak generasi muda yang mulai beralih menggunakan ponsel dan pesan teks daripada bahasa burung.

Fenomena ini membawa ancaman bagi keberlangsungan bahasa burung dan warisan budaya yang diwariskan selama berabad-abad.

BACA JUGA:Fakta Unik Kebiasaan Orang Jepang, Bisa Bahagia Panjang Umur, Lebih Suka Jalan Kaki Daripada Olahraga

Untuk melestarikan bahasa burung dan menjaga keunikan Desa Kuskoy, pemerintah Distrik Çanakçı telah berupaya keras dengan menyelenggarakan festival tahunan.

Kocek, kepala asosiasi bahasa burung Desa Kuskoy, memprakarsai festival ini selama 15 tahun terakhir untuk mempromosikan bahasa dan budaya Desa Kuskoy.

Setiap tahun, sekitar 2000 orang ambil bagian dalam festival ini. Meski demikian, tantangan tetap ada, karena banyak penduduk muda yang lebih tertarik pada tarian dan musik daripada bahasa burung yang memang menjadi salah satu ciri khas desa ini.

Penting untuk menjaga dan melestarikan bahasa burung Desa Kuskoy sebagai bagian dari kekayaan budaya. Melalui upaya pemerintah dan kesadaran masyarakat, semoga bahasa burung tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas unik Desa Kuskoy yang menakjubkan.***

Sumber: kabarpedia