Sejarah Pertempuran Palagan Tirus Kota Tegal: Kisah Heroik Kapten Soedibjo dan Letkol Sudiarto

Sejarah Pertempuran Palagan Tirus Kota Tegal: Kisah Heroik Kapten Soedibjo dan Letkol Sudiarto

Sejarah Pertempuran Palagan Tirus, Kisah Heroik Kapten Sudibyo Bersama Letkol Sudiarto--

Karena kalah dalam hal persenjataan, banyak pasukan pejuang yang gugur semasa mempertahankan daerah Tirus. Alhasil Letkol Sudiarto memberi perintah kepada Kapten Soedibyo dan pasukannya untuk melakukan perang gerilya.

Pasukan pejuang menyebar ke berbagai penjuru, sedangkan pasukan Letkol Sudiarto melakukan  gerilya kota ke sebelah timur dan sebelah selatan yang sekarang daerah itu dikenal dengan daerah Dukuhturi.

Untuk Kapten Soedibyo dan pasukannya yang berjumlah 10 orang, bergerak ke daerah Kalinyamat kulon untuk bersembunyi dari kejaran tank-tank belanda.

Namun nampaknya untuk kabur dari kejaran itu terlihat sangat mustahil, karena militer Belanda masih melakukan pencarian terus menerus keberadaan Kapten Soedibyo dan pasukannya.

Selama dua hari bersembunyi, pasukan Kapten Soedibyo dibantu para warga dengan bantuan makanan dan minuman. Dirasa sudah aman, akhirnya KApten Soedibyo menyamar sebagai warga sipil untuk mengecek keadaan sekitar.

Karena rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangatlah besar, ia hanya mengecek keadaan sekitar seorang diri saja, karena tidak ingin ada hal buruk yang terjadi kepada pasukannya yang saat itu hanya menyisakan 9 orang saja.

Namun layaknya sebuah hantu, tiba-tiba sebuah tembakan peluru menyasar pada Kapten Soedibyo yang mengakibatkan beliau gugur pada 10 Oktober 1947.

Rupanya tembakan itu berasal dari militer Belanda yang bersembunyi di area persawahan.

Kapten Soedibyo gugur sebagai seorang kapten dari pasukan pejuang Indoesia.

Karena sudah menggugurkan seorang kapten dari pejuang kemerdekaan yang menjaga Tirus, Belanda merasa senang dan menang atas keguguran Kapten Soedibyo, yang akhirnya mereka melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta untuk menguasai Ibukota Negara yang saat itu berada di Yogyakarta.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kota Slawi: Asal Muasal Nama Slawi Dulunya Sebutan Untuk 25 Ksatria

Saat pergi menuju ke Yogyakarta menuju Jalan Daendels yang sekarang dikenal sebagai Jalan Pantura, militer Belanda meninggalkan sebuah tank berjumlah 3 unit yang ditinggalkan begitu saja.

Melihat kesempatan ini, beberapa pasukan yang masih hidup yang saat itu mengawal Kapten Soedibyo bergabung ke pasukan Letkol Sudiarto. 

Setelah itu mereka melakukan penyerangan terhadap tank Belanda yang saat itu tertinggal di belakang, tepat di daerah Tirus.

Akibat dari serangan mendadak yang dilakukan oleh pasukan Letkol Sudiarto itu, membuat 23 pasukan belanda tewas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://youtu.be/fwarbfbvrag?si=scf5mn3haz4nv4fv