Ciptakan Bahasa Isyarat Sendiri? Desa Bengkala Ini Bagai Hidden Gems-nya Bali

Ciptakan Bahasa Isyarat Sendiri? Desa Bengkala Ini Bagai Hidden Gems-nya Bali

--detikcom

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Bali sudah lama menjadi destinasi wisata Indonesia yang mendunia. Bali ternyata juga punya beberapa desa unik yang jadi hidden gems, Desa Bengkala adalah salah satunya. 

Desa Bengkala ini mempunyai keunikan berupa masyarakat yang mendiami tempat tersebut mayoritas tuna rungu wicara. Karena itu, sebutan lain yang melekat pada desa istimewa di Bali ini adalah Desa Bisu Tuli. 

BACA JUGA:Cara Hidupnya Masih Seperti Zaman Pra-Majapahit, Kenalan dengan Desa Tenganan Bali

Secara administrasi, Desa Bengkala berada di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Nama Bengkala sendiri berasal dari prasasti yang ditemukan tahun 1971 M.

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu desa unik yang ada di Indonesia, tepatnya di Bali. Melansir dari kanal youtube KabarPedia berikut informasi mengenai Desa Bengkala yang terkenal dengan komunitas bisu tuli-nya. 

BACA JUGA:Menikmati Keasrian Desa Penglipuran yang Super Bersih, Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Bangli

Sejarah nama Desa Bengkala

Menurut catatan berbentuk 6 lempengan dari tembaga zaman pemerintahan Paduka Sri Maharaja Haji Jayapangung Arkaja Cihna (1133 - 1173 M), Desa Bisu Tuli ini disebut dengan Bengkala. Namun, terkadang juga disebut dengan Bengkalan.

Prasasti tersebut berangka tahun Saka 1103 dan ditemukan pada tahun 1971 M. Desa Bengkala merupakan sebuah desa yang istimewa karena memiliki komunitas bisu-tuli yang cukup besar. 

BACA JUGA:Asal Mula Nama Desa Cawet Di Pemalang, Bermula dari Celana Dalam hingga Jadi Desa Perbukitan yang Indah

Kondisi penduduk Desa Bisu Tuli

Sekitar 2% dari jumlah keseluruhan penduduk desa ini lahir dalam keadaan kolok yang berarti 'bisu-tuli' dalam bahasa Bali. Karena itu, dalam bahasa setempat, desa ini juga sering disebut sebagai Desa Kolok.

Masyarakat setempat percaya bahwa kondisi kolok ini merupakan bagian dari kutukan yang tidak akan hilang selama desa tersebut masih ada. Namun, penelitian mengatakan bahwa kondisi tersebut terjadi karena adanya gen resesif yang membuat 1 dari 50 bayi di komunitas ini terlahir dalam kondisi bisu dan tuli. 

BACA JUGA:Mengenal Desa Juhu, Desa Terpencil di Tengah Rimba Kalimantan Selatan

Sumber: https://youtu.be/4t-pbnh34jg