Lansia Sebantangkara Tinggali Gubuk Seperti Kandang, Bupati Tegal Perintahkan Dinsos dan Dinkes Bertindak

Lansia Sebantangkara Tinggali Gubuk Seperti Kandang, Bupati Tegal Perintahkan Dinsos dan Dinkes Bertindak

Bupati Tegal Umi Azizah (kanan) saat menemui lansia sebatangkara, warga Desa Karangmulya, Kecamatan Bojong yang tinggal di gubuk seperti kandang.-Yeri Noveli-

BOJONG, RADARTEGAL.COM - Malang nian nasib yang dialami seorang pria lanjut usia (Lansia) berinisial S ini. 

Dia hidup sebatangkara di sebuah gubuk layaknya kandang ternak di Desa Karangmulya, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal.

Kondisinya sangat memprihatinkan. Pria berusia 60 tahun ini mengalami gangguan jiwa selama sekitar 15 tahun. Selama itu pula, S tak pernah mendapat penanganan medis atau pengobatan.

Tanpa sengaja, Bupati Tegal Umi Azizah melintas di depan gubuk S, usai meninjau pelaksanaan program rehab rumah tidak layak huni.

BACA JUGA:Geliat Pandai Besi Cangkul Kabupaten Tegal: Produksi Secara Tradisional, Dipasarkan Pada Hari-Hari Keramat

Umi pun bergegas masuk ke dalam gubuk tersebut. Dia langsung terkejut. Sebab kondisi lansia yang tinggal di gubuk itu sangat memprihatinkan.

Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Karangmulya, lansia itu memang hidup sebatangkara. Tidak ada sanak famili. Kondisinya juga sedang sakit.

Tanpa menunggu lama, Umi langsung bertindak. Dia meminta data kependudukan S kepada kepala desa setempat. Ternyata, S tidak memiliki identitas kependudukan.

Kendati demikian, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini tidak tinggal diam. Pihaknya langsung mengintruksikan kepada jajarannya di kantor Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk segera menangani lansia tersebut.

BACA JUGA:Cegah Stunting, 955 Pelajar di Kabupaten Tegal Dapat Paket Makanan Bergizi

Alhasil, para petugas dari dua OPD itu langsung menuju ke lokasi. "Setelah mendapat intruksi dari Ibu Bupati, kami langsung melakukan home visit. Ternyata S mengalami psikotik dan dalam kondisi sakit," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Tegal Makmur saat ditemui di ruang kerjanya.

Dia menjelaskan, dari hasil penelusurannya yang dibantu pemerintah desa setempat, diketahui bahwa S masih memiliki keluarga. Tepatnya adik dari ibu lansia S yang tinggal jauh dari rumahnya.

“Pihak keluarga S sudah kami kunjungi dan bersedia merawat S. Bahkan mereka menawarkan S untuk tinggal bersamanya. Akan tetapi tawaran ini ditolak S,” ujar Makmur.

Makmur mengungkapkan kondisi S memang memprihatinkan. S pernah dipasung karena dinilai membahayakan warga sekitar. Saat kambuh, S seringkali membawa senjata tajam.

Sumber: