Belajar Matematika Lebih Menyenangkan dengan Matematika Realistik
PENULIS : Rahmawati, S.Pd, guru SD Negeri Langgen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal--
Meski menjadi pelajaran yang sudah dikenalkan sejak taman kanak-kanak, matematika kerap menjadi momok bagi peserta didik.
Tidak terkecuali untuk peserta didik di tingkat sekolah dasar. Materi pecahan sebetulnya sudah dikenalkan sejak kelas 2 SD, kemudian dikembangkan di kelas 3 hingga berkelanjutan di kelas 6. Akan tetapi kesulitan memecahkan kesulitan materi pecahan pada matematika masih saja ditemui di kelas 6.
Berdasarkan pengalaman penulis yang mengajar pada kelas VI SD Negeri Langgen Kecamatan Talang, peserta didik kerap kesulitan memahami penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda.
Padahal, pembelajaran penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saat menentukan jumlah berat barang dalam kegiatan jual beli.
Pemahaman tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda sangat perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat terutama peserta didik Sekolah Dasar (SD).
Hal ini akan menjadi bermakna jika menggunakan permasalahan realistik yang dapat dibayangkan atau nyata dalam pikiran peserta didik. Apalagi ditambah dengan menggunakan model dan media konkret.
Sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda dalam situasi kehidupan nyata peserta didik.
Sayangnya, terkadang guru dalam memulai pembelajaran penjumlahan pecahan penyebut berbeda belum menggunakan masalah yang realistik atau masalah yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Guru langsung memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan mengkonstruksi kembali konsep matematika sehingga peserta didik mempunyai konsep pengertian yang kuat dan dapat mengikuti perkembangan matematika sebagai suatu disiplin.
Dari beberapa penelitian sudah disimpulkan bahwa pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dapat membuat matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal, dan tidak terlalu abstrak.
Ini juga menggunakan konteks sebagai titik pembelajaran matematika, mempertimbangkan tingkat kemampuan peserta didik, menekankan belajar matematika pada “learning by doing”, dan melalui matematika matematisasi vertikal, siswa dapat mengikuti perkembangan matematika sebagai suatu disiplin.
Jadi, kenapa harus ragu menggunakan pendekatan ini? (*)
Penulis: Rahmawati, S.Pd, SD Negeri Langgen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: