Sawo Tegalsari

Sawo Tegalsari

Toh dengan desain atas-bawah —dan hadap yang beda arah— publik tidak mengganggu kegiatan keluarga di lantai bawah.

Maka halaman depan joglo itu dipakai Posyandu warga kampung Lebak Bulus II —tidak hanya dari LB2D. Terasnya untuk kongkow para remaja. Di dalam joglonya untuk pertemuan RT, pengajian, dan sangat sering untuk perkawinan warga sekitar.

Gratis.

Itulah ruang publik satu-satunya di kampung itu. Sejak joglo berdiri. Sejak jauh sebelum Anies menjabat gubernur. Pun sebelum lahan ini dibangun: sudah sering dipinjam untuk dipasangi tenda —untuk tempat perkawinan.

Setelah terbangun, Joglo ini manis.

Tidak ndeprok.

Ternyata memang ditinggikan sekitar 80 cm. Empat tiang utamanya bertumpu pada kolom beton setinggi 80 cm. Itu adalah bagian kolom yang dipakai fondasi joglo.

Maka bagian bawah seluruh dinding joglo ini juga bahan tambahan.

Tambahan dinding itu tidak terlihat. Tertutup oleh rak buku setinggi 80 cm. Di keempat sisinya.

"Semua buku yang ada di rak itu adalah buku milik kakek saya," ujar Anies.

Anies akhirnya memang tiba di rumah itu. Rumahnya. Tugas tour guide pun ia ambil alih.

Saya tertarik pada foto lukisan Bung Karno dan Bung Hatta. Kelihatan rukun sekali. Lalu juga tertarik pada lukisan pensil sosok Pangeran Diponegoro. Yang dilukis di tengah beberapa corak batik Yogyakarta. "Itu karya pelukis pensil terkenal dari Bandung," ujar Anies.

Nama pelukis itu: Rosid. Anda pasti sudah tahu itu.

Lalu, ehm, ada lambang Garuda Pancasila. Ia memasang lambang Garuda itu setengahnya sebagai protes sosial. "Di kampung-kampung kita sering melihat lambang Garuda dipasang di rumah penduduk," ujar Anies. "Coba lihat di rumah kelas menengah dan atas. Adakah yang masih memasang lambang Garuda?" lanjutnya.

Lambang itu ia sendiri yang mencari. Yang memilih. Buatan seorang perajin di Yogya.

Sumber: