Gusdurian dan Tanggung Jawab Meraih Puncak Kekuasaan

Gusdurian dan Tanggung Jawab Meraih Puncak Kekuasaan

Mereka akan terus-menerus terkerangkeng oleh fenomena-fenomena sosial politik bahwa perbedaan-perbedaan yang mengarah pada konflik adalah sesuatu yang normal.

Atau, mereka akan mencari diksi kata yang menipu, dengan mengatakan: ”Konflik kepentingan itu tidak ada. Yang ada hanya perbedaan.” Sungguh hal tersebut tidak boleh terjadi. Sebab, perbedaan dan konflik itu dua hal yang beda tipis.

Dengan kembalinya Gusdurian ke PKB, konflik akan teratasi, perbedaan akan dihapus. Jika itu berhasil, sudah pasti di tempat lain, di parpol Islam lain, di komunitas muslim lain, konflik pasti bisa diatasi, dan perbedaan kepentingan bisa ditangani. Sebaliknya, jika Gusdurian makin jauh dari PKB, keteladanan apa lagi yang bisa diharapkan dari mereka? Wallahu a’lam bissawab. (**)

*) Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; alumnus Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; alumnus Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; wakil ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren Se-Indonesia); pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010–2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: